18 April, 2019

Pokmaswas Flores Timur Berjibaku Isu ‘Destructive Fishing’

Menteri Susi saat berada di NTT (dok: K. Azis)
FLORES TIMUR, NMN – Ekspedisi Pinisi Bakti Nusa tiba di Titik ke-45 yaitu di Pesisir Larantuka dan menyisakan 7 titik lagi. Rute ini merupakan bagian rute timur ekspedisi, meliputi Maumere, Marpoko, Reo, Labuan Bajo, Jampea, Taka Bonerate, Benteng Selayar dan Makassar.
Dalam persinggahan di Larantuka, Flores Timur, tim ekspedisi bersama Yayasan Misool Baseftin menyelenggarakn diskusi di atas pinisi membahas isu konservasi dan destructive fishing di Kabupaten Flores Timur.

Bom Ikan hingga Berburu Hiu Paus
Menurut Derta Prabuning, dari Yayasan Misool, berbagai pelanggaran terjadi di tengah perairan Kabupaten Flores Timur yaitu  penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan (destructive fishing) dengan menggunakan bom serta perburuan jenis ikan yang dilindungi seperti penyu, hiu paus dan pari.
Namun menurut Derta, seiring waktu, beberapa pihak telah berupaya bersama-sama untuk mendukung pemanfaatan sumber daya ikan yang berkelanjutan.
“Bekerjasama berbagai pihak, menginisiasi upaya penanggulangan praktik itu melalui penguatan kapasitas masyarakat,” kata Derta. Di antaranya, penetapan kawasan konservasi Suaka Alam Perairan Kabupaten Flores Timur oleh Pemda Flores Timur di tahun 2013.

“Telah terbentuk beberapa Pokmaswas yang diinisiasi masyarakat bersama Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Flores Timur, dan upaya tegas penegakan hukum oleh Polair dan PSDKP bagi para pelanggar penggunaan bom dalam menangkap ikan,” tambah Derta.

Dari beberapa upaya tersebut di atas, menurut Derta, inisiasi pembentukan Pokmaswas oleh masyarakat dinilai sangat efektif. Sesuai amanat Undang-undang Nomor 31 tahun 2004 tentang Perikanan pasal 67 yang menyatakan bahwa masyarakat dapat dilibatkan dalam membantu pengawasan perikanan”.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan (KEPMEN KP) No. 58 Tahun 2001, Pokmaswas merupakan pelaksana pengawasan di tingkat lapangan yang terdiri dari unsur tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, LSM, nelayan, petani ikan serta masyarakat maritim lainnya.

Fungsinya melindungi dan mengawasi kawasan perairan sekaligus sebagai mediator antara masyarakat dengan pemerintah/petugas.
Tercatat ada lebih dari 20 Pokmaswas di Kabupaten Flores Timur dan salah satunya Pokmakswas Pedan Wutun dari Kelurahan Ritaebang Kecamatan Solor Barat. Kelompok tersebut beranggotakan 10 orang yang semuanya berprofesi sebagai nelayan.

Kecamatan Solor Barat sendiri mempunyai pantai pasir putih yang panjang dan Kelurahan Ritaebang merupakan habitat penting bagi penyu sebagai tempat bertelur. Sedangkan, perairan lautnya digunakan oleh megafauna laut sebagai tempat mencari makan dan bermigrasi di antaranya Hiu Paus, Dugong, Lumba-lumba, Penyu, Pari dan Paus Biru.

Ketua Pokmaswas Pedan Wutun, Kristo Werang mengatakan bahwa Pokmaswas Pedan Wutun telah melakukan beberapa upaya seperti melakukan kegiatan pelestarian penyu dan kampanye pelestarian penyu, penyelamatan beberapa megafauna, dan melakukan kegiatan sosialisasi ke teman nelayan lainnya dan masyarakat tentang hewan-hewan laut yang dilindungi.
“Dalam dua tahun terakhir kami sudah melakukan beberapa kegiatan pengawasan dan edukasi. Berhasil memindahkan 12 sarang penyu dan melepaskan 789 tukik pada tahun 2018,” ungkap Kristo.

Butuh dukungan
Kristo ikut naik ke kapal Ekspedisi Pinisi Bakti Nusa dalam Diskusi Masyarakat Kelautan dan Illegal Fishing bersama BP4D (Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah), DKP Flores Timur, Yayasan Misool Baseftin dan Tim Ekspedisi Pinisi Bakti Nusa, Sabtu 13 April 2019 di Larantuka.
Kristo melanjutkan bahwa kelompoknya mempunyai rencana jangka pendek dan jangka panjang.

“Jangka pendeknya adalah membangun Rumah Edukasi dan Ekowisata Penyu serta meningkatkan promosi dan mengembangkan materi edukasi ekowisata. Jangka panjangnya adalah menjadikan Pantai Ritaebang sebagai Rumah Penyu dan sebagai tempat wisata dan edukasi konservasi penyu di Flores,” katanya.
Dari banyak upaya-upaya pengawasan dan pelestarian yang sudah dilakukan, belum satu kalipun Pemerintah Provinsi atau Pusat memperhatikan dengan memberi bantuan. Sumber dana selama ini untuk bantuan fisik baru berasal dari swadaya anggota, lurah, dan Yayasan Misool Baseftin saja.
Sedangkan untuk bantuan pendampingan dibantu pembinaan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Flores Timur.

Kristo juga menyampaikan harapan kepada pemerintah, dalam hal ini, Provinsi karena pengalihan kewenangan pengelolaan sektor kelautan dari pemerintah kabupaten ke pemerintah provinsi sesuai UU No. 23 tahun 2014.
“Kami berharap kepada pemerintah untuk mendukung kami punya rencana jangka pendek dan  jangka panjang. Seperti kami butuh laptop untuk membuat data dan kamera dalam air untuk pendokumentasian. Setidaknya ada angin segar untuk terus menyulut semangat kami,” harapnya.

Sementara itu Ketua Bidang Konservasi Laut dan Keanekaragaman Hayati, DPP Ikatan Sarjana  Kelautan Indonesia (ISKINDO), Ikram Sangadji. M.Si. mengatakan bahwa upaya pengawasan sumberdaya laut terutama terumbu karang membutuhkan partisipasi masyarakat.
“ISKINDO akan terus mendukung inisiatif dan kampanye untuk melindungi sumberdaya terumbu karang Indonesia yang kondisinya kian kritis, tinggal 6% yang dalam kondisi baik,” kata Ikram.

Salah seorang volunteer Ekspedisi Pinisi, Ugi Sugiarto mengatakan bahwa diskusi di Larantuka memperkaya data dan kajian Ekspedisi untuk menjadi resume kepada pemerintah agar isu konservasi laut dan penangkapan ikan tidak ramah lingkungan bisa menjadi perhatian bersama para pihak.
“Isu ini juga kami temukan di Raja Ampat dan Maluku Utara, sehingga Pemerintah Pusat perlu membuat kebijakan dan program yang bertujuan melindungi sumberdaya terumbu karang dari ancaman kerusakan akibat aktivitas manusia,” tutup Ugi. (*)

Pokmaswas Flores Timur Berjibaku Isu ‘Destructive Fishing


Baca Berita Penanganan Destructive Fishing  Lainnya 
 
Untuk kebutuhan Air Minum yang menyehatkan  coba konsumsi Air Izaura Air yang terbukti dapat membantu proses penyembuhan Kegemukan, Migran, Alergi, Sakit Maag, ASam Urat, Nyeri Sendi, Sambelit, Saking Pinggang, Osteiporosis, Reumatk, Kanker, Vertigo, Ashma, Brinchitis, Darah Tinggi, Kencing Batu, Kolestrol, DIABetes, Jantung, Darah Rendah, Jerawat', WAsir dan Batu Ginzal. Dan menghilangkan racun dalam tubuh.


Mau Sehat dan Menyehatkan Minum Air Izaura
 Mau Meraih Penghasilan Besar, Membantu Kesehatan Semua Orang dan Memiliki Bisnis Yang Mudah Anda Jalankan dengan Modal 350 ribu s.d 500 ribu.
Berminat Hub Mukhtar, A.Pi  HP. 081342791003 


Cari Kos Kosan di Kota Kendari ini tempat 
Kos Putri Salsabilla Kendari
 Hub 081342791003
Menerima pesanan Kanopi, Pagar Besi, Jendela
 dengan Harga Murah dengan Sistim Panggilan.
Topi Pegawai Ditjen Perikanan Tangkap
Berminat Hub 081342791003 
 
 
Miliki Kavling tanah di Pusat Pemerintahan Kabupaten Bima di GRIYA GODO PERMAI
Investasi Kavling Tanah Perumahan di Griya Godo Permai yang merupakan Daerah Pengembangan Ibu Kota Kabupaten Bima Nusa Tenggara Barat. Jarak hanya + 1 Kilo meter dari Kantor Bupati Kab. Bima dan dari jalan utama hanya + 500 Meter.
Berminat Hub 081342791003 

Tidak ada komentar: