04 Desember, 2017

Wonderful Indonesia. Sail Sabang 2017.

Perhelatan Sail Sabang di Pulau Weh, Provinsi Aceh menjadi puncak rangkaian acara sail di Indonesia. Sail Sabang tahun ini mengusung tema “Sabang Menuju Gerbang Destinasi Wisata Bahari Dunia”. Kesempatan ini menjadi ajang mempromosikan mempromosikan keindahan destinasi di Sabang, dan juga di Aceh secara umum.


Beberapa kegiatan pun telah digelar merangkai perhelatan Sail Sabang seperti: Sabang expo, Sabang wonderful expo, Marine expo, serta Sabang International Free Diving Competition & Workshop. Ada pula International Yatch Rally, kedatangan KRI Dewa Ruci dan KRI Bima Suci, Flying Pass, Aceh Fun dive, underwater contest, lomba mancing, serta festival kuliner dan kopi. Tidak hanya itu, ada pula atraksi parade kapal tradisional, sendratari Keumalahayati, city tour Sabang, Aerobatic Show, dan lainnya. Puncak acara Sail Sabang 2017.


Sail Sabang 2017 adalah sail ke-9 setelah Sail Karimata 2016 yang digelar di Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat pada 2016. Pemilihan Sabang sebagai lokasi puncak sail di Indonesia Pemerintah karena Sabang di Pulau Weh merupakan satu kota kepulauan di Aceh yang semakin memperkukuh dan mempercantik dirinya sebagai destinasi wisata bahari dunia di kawasan paling barat Republik Indonesia.

Sabang dikenal sebagai “surga terpendam di ujung Pulau Sumatera”, Sabang tidak hanya memiliki kekayaan dan keragaman pesona daya tarik wisata bahari dan budaya, tapi juga memiliki berbagai sejarah panjang yang turut memberi andil besar pada awal kemerdekaan RI di masa lalu.
Sabang adalah kota di Pulau Weh dan merupakan pintu gerbang di kawasan ujung barat Indonesia. Saat ini Sabang menjelma menjadi destinasi wisata bahari Indonesia yang menawarkan surga bagi para penyelam. Di Sabang umumnya wisatawan menikmati beragam wisata bahari, wisata benteng bersejarah, mencicipi kulinernya, atau sekadar berkeliling menikmati pemandangan alamnya yang masih asri menghijau. Wisatawan biasanya menghabiskan waktu di Sabang antara dua hingga 7 hari.
Sabang memiliki pelabuhan alam menjadi pusat wisata bahari di wilayah utara Indonesia bagian barat. Pelabuhan Sabang diminati wisatawan mancanegara, hal ini terlihat banyak kapal pesiar (cruise) internasional yang singgah di Pelabuhan Sabang untuk melihat keindahan taman laut di seputar Pulau Weh.

Kota Sabang sendiri terletak di Pulau Weh dan merupakan kota pelabuhan di ujung paling utara sekaligus paling barat di Indonesia. Pulau ini memiliki potensi wisata bahari dan kekayaan bawah lautnya yang luar biasa indah. Termasuk juga keberadaan Kilometer Nol NKRI.

Di Sabang Anda dapat menikmati alam bawah lautnya dengan menyelam untuk menemukan banyak spesies ikan dan kekayaan terumbu karang alami yang bukan ditanam atau budidaya. Anda juga dapat menikmati alam bawah lautnya dengan menyelam untuk menemukan ratusan spesies ikan dan kekayaan terumbu karang alami yang bukan ditanam atau budidaya. Perairan di Sabang merupakan tempat bertemunya Samudera Hindia dan Selat Malaka. Saat ini pun Sabang memperlengkapi atraksi wisatanya dengan penyelengaraan Sabang International Regatta.


Sabang di Pulau Weh dapat dijangkau dengan kapal feri dari Pelabuhan Ulee Lhue di Kota Banda Aceh sekira 14 mil laut. Tersedia dua armada kapal cepat dengan waktu tempuh 45 menit dan feri biasa dengan waktu tempuh 90 menit. Untuk terbang ke Banda Aceh dapat menggunakan Garuda Indonesia dari Jakarta maupun Medan yang terbang pulang pergi dua kali sehari. Penerbangan dari Jakarta pukul 06.30 WIB dan 11.50 WIB. Sementara dari Aceh pukul 09.50 WIB dan 16.20 WIB. Penerbangan nyaman sekira 3 jam dengan Garuda ini menggunakan pesawat Boeing 737 seri 500 berkapasitas 96 tempat duduk dan Boeing 737NG seri 800 dengan 160 tempat duduk.

Bahkan, selama pelaksanaan Sail Sabang, maskapai Garuda Indonesia menambah jadwal penerbangan ke Sabang menjadi 6 penerbangan perhari mulai 29 November. Penambahan jadwal ini mulai dari Medan menuju Sabang atau sebaliknya yaitu pada 29 November, 1 Desember , 2 Desember dan 4 Desember. Pada hari biasa, pesawat Garuda ke Sabang hanya terbang dua kali dalam seminggu yaitu Jumat pagi dan Minggu Minggu pagi.

Untuk penginapan di Sabang ada beragam akomodasi dengan panorama luar biasa seperti di Sumur Tiga, Sabang Hill, Pantai Gapang, atau nikmati rumah penginapan yang ada di sisi tebing tepat di atas bibir Pantai Iboih.


Sabang - Acara Sail Sabang 2017 semakin meriah dan ramai. Menteri Pariwisata Arief Yahya membuka kegiatan Wonderful Sabang Expo di lokasi puncak acara Sail Sabang.

Kegiatan Wonderful Sabang dipusatkan di Pelabuhan CT-3 BPKS Sabang, Jumat (1/12/2017) sekitar pukul 17.00 WIB. Usai Menpar Arief menabuh rapai, alat musik khas Aceh, kegiatan dilanjutkan dengan penampilan berbagai tarian.

Salah satunya tarian Nusantara yang ditampilkan oleh peserta Ekspedisi Nusantara Jaya. Mereka sudah berlayar dengan KRI Dewa Ruci dan merapat ke Sabang pada 28 November 2017 lalu.

Menpar Buka Wonderful Sabang Expo di Sail SabangTari Nusantara (Agus Setyadi/detikTravel)
Para peserta Tari Nusantara ini mengenakan pakaian adat dari seluruh daerah di Indonesia. Aksi tarian yang digelar di depan panggung utama ini menarik perhatian masyarakat.

Sementara itu di lokasi, sejumlah stan expo mulai dibuka. Masyarakat atau pun wisatawan yang datang terlihat keluar masuk ke stan. Selain itu, sejumlah perahu dengan bendera warna-warni juga meramaikan pembukaan.

"Dengan mengucapkan bismillahirrahmanirrahim, Wonderful Sabang dengan resmi saya nyatakan dibuka," kata Menpar Arief. (fay/fay)
 

Menko Luhut Fokuskan Sail Sabang 2017 Untuk Destinasi Wisata

QW4A9644
Maritim – Sabang, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut B. Pandjaitan menghadiri Acara Puncak Sail Sabang 2017 di Pelabuhan BKPS Sabang, Sabtu (02/12). Dalam acara yang juga dihadiri oleh Wakil Presiden RI Jusuf Kalla ini, Menko Luhut menjelaskan bahwa Sail Sabang yang sudah berlangsung ke-9 kali ini memiliki fokus utama yang berbeda dengan Sail sebelumnya, yakni destinasi wisata, hingga menjadi penghasil devisa nomor 1 di Indonesia.
“Sebagaimana penyelenggaraan 8 Sail sebelumnya, maka Sail ke-9 ini memiliki tujuan utama yang berbeda dari sail sebelumnya, yakni lebih fokus pada pengembangan destinasi wisata,” kata Menko Luhut di lokasi.
Menko Luhut memaparkan, adapun sail sebelumnya (yakni Sail pertama Sail Bunaken di Manado tahun 2009, Sail Banda 2010, Sail Wakatobi Belitong 2011, Sail Morotai 2012, Sail Komodo 2013, Sail Raja Ampat 2014, Sail Teluk Tomini 2015, Sail Selat Karimata 2016), itu berfokus pada percepatan pembangunan infrastruktur daerah, sehingga pemilihan lokasi acara puncak sail, difokuskan ke daerah wisata yang sudah memiliki relatif infrastruktur cukup, dengan dukungan kegiatan atraksi dan promosi, kawasan ini diharapkan akan berkembang lebih cepat.
“Dalam hal ini, data BPS 2017 menunjukkan bahwa sektor pariwisata masih menjadi penghasil devisa negara nomor 4 (empat) pada tahun 2015. Namun tahun 2017 ini, sektor pariwisata telah meloncat sebagai penghasil devisa nomor 2 (dua) di Indonesia, setelah minyak sawit dan diprediksi sektor ini akan menjadi penghasil devisa nomor 1 (satu) di Indonesia pada tahun 2019, dengan jumlah wisatawan mancanegara mencapai 20 juta orang,” jelasnya.
Oleh karenanya, Lanjut Menko Luhut, pemerintah terus bergerak aktif mengembangkan dan memperkenalkan pariwisata Indonesia melalui program Wonderful Indonesia, dengan memperkuat event nasional yang ada, seperti Sail Sabang 2017.
Peserta Sail Sabang 2017 Merupakan Peserta Terbesar Dibanding Sail Sebelumnya
Dalam acara yang juga dihadiri oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Menteri Perhubungan Budi Karya, dan beberapa pejabat lainnya ini, Menko Luhut juga memaparkan bahwasannya peserta Sail Sabang 2017 merupakan peserta paling paling banyak dibanding Sail sebelumnya.
“Saya laporkan kepada Bapak Wakil Presiden (Jusuf Kalla), bahwa berkat kerja keras Panitia Nasional Sail Sabang 2017 yang dinahkodai oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya di tingkat Nasional dan Gubernur Aceh Irwandi Yusuf di tingkat daerah, telah membuat Sail Sabang 2017 sebagai perhelatan terbesar dibandingkan dengan event sail sebelumnya di Indonesia,” kata Menko Luhut.
Adapun jumlah peserta itu sendiri, terdiri dari 13 KRI, 1 Kapal Research Baruna Jaya VII milik LIPI, 2 Tall Ship (KRI Bima Suci dan KRI Dewa Ruci), 1 Cruise Ship (Cruise Costa Victoria), dengan 2200 penumpang, serta 18 yachts dari 7 negara (direncanakan awalnya terdaftar lebih dari 100 yacht dari 18 negara, namun dalam 3 (tiga) hari terakhir ini cuaca kurang bersahabat, mengakibatkan hanya 18 yacht yang dapat tiba di Sabang sebelum acara puncak).
“Jumlah pengunjung terbesar dan Jumlah Event terbanyak. Selama Sail Sabang 2017 diperkirakan sebanyak 20.000 pengunjung serta terdapat 26 event pada rangkaian kegiatan Sail Sabang 2017,” ujarnya.
Tak sampai situ, Sail Sabang 2017 juga menghasilkan 3 Karya Nyata yang bermanfaat bagi Sabang pasca Sail Sabang 2017, yakni dicanangkan Diamond-Triangle Regatta Saphula (Sabang-Phuket-Langkawi) pada tahun 2018, International Free-Dive Competition 2018, dan Pengembangan Perikanan Budidaya Laut.
Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional Kepada Tokoh Nasional Aceh
Di kesempatan yang sama, Menko Luhut juga memberikan ucapan selamat kepada masyarakat Aceh, atas penganugerahan gelar Pahlawan Nasional kepada Tokoh Nasional Aceh.
“Pada kesempatan yang berharga ini, saya mengucapkan selamat atas penganugerahan gelar Pahlawan Nasional kepada Tokoh Nasional Keumalahayati atau lebih dikenal dengan nama Laksamana Malahayati, pada peringatan Hari Pahlawan 2017, oleh Presiden Joko Widodo,” ucap Menko Luhut.
“Laksamana Hayati adalah seorang Muslimah yang menjadi Laksamana perempuan pertama di dunia yang berasal dari Kesultanan Aceh,” pungkasnya

 

Tidak ada komentar: