15 November, 2017

Ini Dugaan Penyebab Terdamparnya 10 Paus di Pantai Aceh

Ini Dugaan Penyebab Terdamparnya 10 Paus di Pantai Aceh Foto: AFP PHOTO / CHAIDEER MAHYUDDIN
 
 Jakarta - Ada beberapa hal yang menyebabkan 10 paus jenis sperma terdampar di pantai Aceh Besar. Kepala Pusat Penelitian Laut Dalam LIPI Augy Syahailatua menduga salah satu penyebabnya karena kondisi paus yang sakit.

Augy menjelaskan paus merupakan hewan mamalia yang memiliki sifat sosial. Maka itu, ketika ada paus yang mengalami kesulitan, paus lainnya pasti membantu.

"Menurut analisa saya, bisa beberapa akibat kematian paus sperma ini. Karena ada yang sakit atau usia tua, maka kehilangan orientasi ruaya. Akibatnya terjebak di air laut dangkal, dan tidak dapat keluar, kecuali dibantu," papar Augy saat dimintai tanggapan detikcom, Selasa (14/11/2017) malam.


"Secara teori paus hidupnya bergerombol, karena mereka mahluk sosial. Jadi, sekiranya ada yang mengalami kesulitan, maka rekan yang lain akan menolong. Akibat dari rasa sosial ini, maka paus yang lain juga ikut terjebak," imbuhnya.

Penyebab lainnya, sambung Augy, yakni tersesat. Bisa saja, paus yang terdampar di pantai Aceh Besar itu tidak bisa menemukan jalur migrasinya lantaran kondisi laut yang berbeda.

"Mereka terjebak, salah jalur migrasi. Ini sangat jarang terjadi. Namun, mungkin saja. Karena adanya perubahan iklim, sehingga jalur yang biasa mereka lalui tidak seperti biasa kondisi lingkungannya. Barangkali suhu atau salinitas (kadar garam) berubah," terang dia.

Sementara itu, peneliti LIPI lainnya Dharma Arief Nugroho menyoroti soal gangguan terhadap navigasi paus. Kata dia, navigasi paus memang rentan dengan sonar kapal.

"Kemungkinan juga terganggu pelayaran, sonar kapal, itu mungkin. Tapi itu asumsi saya sendiri. Sonar kapal bisa mengganggu navigasi paus. Karena dia (paus) pakai navigasi di otak, melon," jelas Dharma saat dimintai tanggapan secara terpisah.

Sebelumnya, 10 ekor paus jenis sperma terdampar di tiga lokasi berbeda di kawasan pantai Aceh Besar pada Senin (13/11/2017). 4 dari 10 paus yang terdampar mati. 

(zak/fdn)https://news.detik.com/berita/3727316/ini-dugaan-penyebab-terdamparnya-10-paus-di-pantai-aceh?utm_source=twitter&utm_medium=oa&utm_content=detikcom&utm_campaign=cmssocmed

Penyelamatan Paus Yang Terdampar Di Aceh

 Kronologis Penanganan 10 Paus Terdampar di Banda Aceh

13/11/2017
10.38: Drh Arie (Pusat Satwa Liar Fakultas Kedokteran Hewan UNSYIAH) menghubungi BPSPL Padang dan menginfokan adanya paus terdampar di pantai Ujong Kareung, diduga sekitar 8 ekor, informasi berdasarkan nelayan setempat, pak Basri (Hp.0813-6014-1567) yang menyaksikan langsung ditempat kejadian.

10.40: BPSPL Padang mencoba menghubungi pihak berwenang setempat. Pak Bustami (SPDKP Lampulo) bersama Drh. Arie (PKSL Unsyiah) menuju lokasi terdamparnya paus dengan menggunakan kapal patrol PSDKP.

10.46: Nasir Sulaiman (Ocean Diving Club Pidie Jaya) tiba di lokasi dan menyampaikan kondisi paus masih hidup.

11.00: Pak Bustami, Drh Arie dan tim tiba di lokasi dan dijumpai sekitar 10 ekor paus terdampar di pantai Ujong Kareung. Tim mempersiapkan upaya penarikan Paus kembali ke laut dengan menggunakan kapal saat air pasang. Tim menyediakan terpal, spanduk, kain dan kelengkapan lainnya untuk membantu pelaksanaan release paus.

11.00: Massa mulai memadati lokasi, dan polisi memasang police line untuk memberikan batas akses warga dengan pengawasan oleh panglima laot.

12.00: Tim First Responder / Gabungan yang terdiri dari pemerintah daerah (DKP Aceh, DKP Aceh Besar, SAR, Cost Guard Dishub), pemerintah pusat (PSDKP Lampulo, BKIPM Aceh, Polres/SatPol Air, BBAP Ujung Batee) yang ada di lokasi, bersama akademisi (PKSL FKH UNSYIAH, SUPM Ladong, FKP Unsyiah dan bbrpa univ setempat), Panglima Laot dan lembaga swadaya masyarakat (WWF, WCS, FFI, ODC, Lamjabat, KuALA, POSSI dan lainnya), mengupayakan kembalinya paus ke laut bebas dengan menarik paus yang diikat dengan menggunakan kapal. Beberapa lainnya berusaha mendorong paus yang masih dalam posisi mengapung di air, beberapa tim lain berusaha menjaga paus agar tetap basah dengan menyirami dan membasahi handuk.

14.30: 1 ekor paus berhasil ditarik ke laut namun kembali lagi ke kawanannya. 1 ekor posisi berjarak 10 meter dari kawanan, 8 ekor masih berada berdekatan, dan 1 ekor diperkirakan mati.

16.00: Atas arahan gubernur Aceh, Dinas Sosial menyediakan tenda dan dapur umum untuk tim rescue bermalam.

17.00: 5 ekor paus yang berhasil di release, 5 lagi masih di lokasi, paus yang diperkirakan mati ternyata masih hidup dan termasuk paus yang berhasil direlease kembali ke alam. Kondisi mulai hujan. Tim beristirahat dan mengupayakan langkah selanjutnya.

19.00: Upaya penyelamatan dilanjutkan malam hari. Atas arahan bu Menteri KKP dan koordinasi Dirjen PRL bersama BPSPL Padang berusaha berkoordinasi dengan pihak PELINDO I Belawan Cabang Malahayati Banda Aceh dan TNI AL untuk turut membantu dan dapat bergabung dalam tim dengan mengerahkan kapal Tugboat PELINDO I dan kapal TNI AL.

23.00: Kapal bantuan dari Pelindo I dan TNI AL tiba dilokasi dan bersama Tim gabungan yang standby sejak pagi, mengupayakan kembali merelease paus ke laut dengan kapal PELINDO I dan TNI AL dan berhasil me-release 2 ekor paus hingga pukul 02.00 dini hari.

14/11/2017
03.00: Tim beristirahat. Info terakhir, masih ada 3 paus di lokasi yg sulit direlease.

07.00: Tim BPSPL Padang yang telah bergabung di lokasi dengan tim lapangan, dan didapati 4 ekor paus terdampar di lokasi dlm kondisi mati. Tim gabungan segera mengupayakan tindakan selanjutnya, trmasuk rencna nekropsi dan penguburan.

11.30: Kondisi paus mulai bau, dan hasil koordinasi direncana akan dilakukan nekropsi 1 ekor,  setelahnya ke4 paus dilakukan pengukuran morfometri dan segera dikuburkan. Alat berat bantuan dr pemda Aceh melalui dkp aceh dan BPBD Aceh.

12.00: Mulai dilakukan morfometrik terhadap 4 ekor yang mati oleh FKP Unsyiah, BKSDA Aceh dan JAAN. Panjang total paus: 9.43m (Betina), 11m (Jantan), 9.96m (Jantan), dan 10.39m (Betina).

14.30: 1 unit eskavator dan peralatan pendukung sudah tiba dilokasi, sdh bersiaga dan mulai mencoba memindahkan paus ke pinggir utk proses nekropsi, namun kesulitan.

16.00: 1 unit eskavator tambahan tiba, dan segera membuat lubang dan memindahkan bangkai paus ke dekat lubang, dgn rencana utk sementara diamankan utk nekropsi besok paginya.

18.00: Karena kondisi lapangan yg tdk memungkinkan menunggu besok, diputuskan tim dokter hewan FKH Unsyiah untuk menyelesaikan pengambilan sampel yg memungkinkan (daging, kulit, lemak) sebelum dilakukan penguburan malam ini jg. Hal ini perlu dipertimbangkan mengingat semakin warga banyak di lokasi dan beberapa paus sudah hilang gigi. Selain itu tim dokter hewan yg Rencana nekropsi dri bali/australia (Nimal) belum bisa dipastikan kapan tiba di Aceh. Kondisi perut paus jg sudah mulai membesar, ada kemungkinan akan meletus hingga 24-48jam kedepan.

19.00: Pengambilan sampel selesai, dan memulai proses penguburan.

Tidak ada komentar: