TOKYO (3/11) – “Gender bukan halangan
untuk berkarya.” Kalimat tersebut sering diungkapkan Menteri Kelautan
dan Perikanan Susi Pudjiastuti dalam berbagai kesempatan. Kali ini,
dalam kunjungan kerjanya ke Jepang pada 31 Oktober – 3 November 2017,
Menteri Susi mengungkapkan rahasia dari mana keberaniannya menegakkan
kedaulatan kelautan Indonesia berasal, hingga memukul mundur para
pencuri ikan dari perairan Indonesia Menurutnya, kunci utamanya adalah
tidak membatasi diri dan menganggap diri berbeda hanya karena perbedaan
gender.
“Ketika saya mulai meledakkan dan
menenggelamkan kapal, orang-orang mulai berpikir saya berbeda. Mereka
berpikir, ‘Ah, dia kan perempuan’. Tapi setelah itu mereka menyadari
bahwa kita (perempuan) bisa melakukan hal-hal in a manly way dan juga in
a womanly way. Di satu sisi perempuan punya kelebihan yaitu bisa
menempatkan dirinya sebagai perempuan juga sebagai laki-laki,” ungkap
Menteri Susi di Tokyo, Kamis (2/11).
Berkat keberaniannya tersebut, Menteri
Susi bahkan mulai dikenal dunia dalam pemberantasan illegal fishing
dengan semboyan ‘tenggelamkan’ miliknya tanpa mempermasalahkan gendernya
sebagai perempuan. Selama tiga tahun ini, secara rutin menteri Susi
sudah menenggelamkan ratusan kapal. “Combating IUU Fishing is not
sophisticated programme, its a routine thing been 3 years. 315 boats and
now 350 from all over the world. Mostly neighbour country,” papar
Menteri Susi.
Menurutnya, semua orang memiliki hal
untuk melindungi kedaulatan negara begitu juga untuk memperoleh
perekonomian yang merdeka. “Kita harus mempunyai konstitusi mengenai isu
kedaulatan kelautan dan perikanan. Dan hal tersebut akan menjadi dasar
untuk mempertahankan kedaulatan kelautan dan perikanan. Oleh karena
perikanan adalah kepentingan banyak negara, maka kita harus
mempertahankan kekayaan laut kita dari ancaman negara lain,” terangnya
lagi.
Menteri Susi berpendapat perubahan di
dunia perpolitikan sudah mulai berkembang. Misalnya di Jepang, mulai
banyak politisi perempuan di pemerintahan. Bahkan Perdana Menteri Jepang
Shinzo Abe menunjuk Tomomi Inada, seorang perempuan sebagai Menteri
Pertahanan yang identik dengan jabatan laki-laki.
Begitu juga dengan Ivanka Trump, anak
pertama Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang sukses menjalani
karir sebagai bintang perfilman Amerika, perancang busana, penulis,
pengusaha, dan penasehat presiden secara bersamaan. “Ivanka Trump telah
memberikan bukti bahwa perempuan bisa memberikan pengaruh kepada
perempuan-perempuan lainnya, bahwa mereka bisa melakukan apapun yang
mereka ingin lakukan,” imbuh Menteri Susi.
Menteri Susi percaya, selama perempuan
membuka diri dan menjadikan pekerjaan sebagai bagian hidupnya, tak ada
yang tak bisa mereka lakukan. “Bekerja dan membesarkan anak adalah
bagian dari hidup saya. Menjadi bagian dari kabinet adalah sesuatu yang
baru dan ada penyesuaian terhadap pekerjaan baru ini. Tanpa pekerjaan
saya tidak bisa menghidupi keluarga dan tanpa keluarga saya tidak akan
bahagia hanya dengan pekerjaan,” tandasnya.
Lilly Aprilya Pregiwati Kepala Biro Kerja Sama dan Humas
http://kkp.go.id/2017/11/03/berani-tenggelamkan-ratusan-kapal-ini-rahasia-menteri-susi/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar