(Foto: Grandyos Zafna/detikcom)
Badung - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti
menunjukan ketidaksukaannya pelarangan cantrang dibawa ke ranah politik.
Susi menegaskan, pelarangan cantrang adalah untuk masa depan bangsa
Indonesia, khususnya nelayan-nelayan tradisional, agar selalu memiliki
ikan yang banyak.
"Jangan sampai komoditas, masa depan nelayan, dijadikan isu politik. Tidak boleh! Saya tidak ingin ini menjadi gaduh. Ini adalah isu marine resources dan masa depan perikanan Indonesia, tidak boleh dibawa ke ajang politik!" kata Susi di Padma Hotel, Jl Padma, Kuta, Bali, Jumat (28/4/2017).
Kontroversi pelarangan cantrang mencuat setelah Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar menyatakan akan mendorong Fraksi-PKB di Senayan dan menteri-menteri asal PKB untuk menolak Permen Kelautan dan Perikanan No 2/2015 tentang Pelarangan Penggunaan Alat Tangkap Ikan Trawl dan Seinen Nets (cantrang). Padahal Ombudsman sudah memutuskan Permen tersebut melindungi hak masyarakat yang lebih luas.
"Kalau (laut) digaruk terus (menggunakan cantrang) ya habis. Kenapa kapal asing tidak boleh beroperasi? Ya karena jaringnya saja ratusan kilometer. Jaring cantrang kapal di Pantura Pulau Jawa 6 kilometer saja sweeping-nya 280 hektare," ujar Susi.
"Bayangkan kalau kapal asing itu (alat tangkapnya) panjangnya 150 kilometer. Ada lima kapal asing berjejer sudah habis ikan di Maluku Tenggara sampai Maluku Utara," tambahnya.
Ditambahkan Susi, Jepang sebagai salah satu negara yang mengandalkan perikanan saja khawatir dengan beroperasinya kapal asing berukuran 3.000GT sebanyak 3 unit. Jepang khawatir kemampuan kapal dengan alat tangkap jenis trawl itu akan menghabiskan populasi tuna di laut Jepang.
"Kemarin saya di Jepang, asosiasi tuna di sana concern dan sangat merasa bahaya dengan munculnya 3 kapal besar ukuran 3.000GT. Itu saja jadi pikiran orang Jepang karena 3.000GT itu jaringnya 900 kilometer, separuh Pulau Jawa," ucap Susi.
"Bayangkan kalau itu beroperasi di laut kita. Indonesia sekarang ikan hiu besar-besar sudah mulai kelihatan di laut kita. Planktonnya sudah naik, bio-mass naik, plankton banyak ke pinggir. Kalau cantrang diperbolehkan ke mana-mana, habis semuanya," pungkasnya.
Menurut Susi, kini sudah ada dua perairan di Indonesia yang sudah mulai menipis populasi ikannya. Pertama adalah Bagan Siapiapi di Riau dan Pekalongan di pantai utara Pulau Jawa.
"Kalau ini (cantrang) kita teruskan maka hancur semua seperti Pantura tidak ada lagi ikan. Ikan yang dilelang di Pekalongan itu bukan dari daerah situ. Pantura itu sudah over-fishing," imbuh Susi.
"Jangan sampai komoditas, masa depan nelayan, dijadikan isu politik. Tidak boleh! Saya tidak ingin ini menjadi gaduh. Ini adalah isu marine resources dan masa depan perikanan Indonesia, tidak boleh dibawa ke ajang politik!" kata Susi di Padma Hotel, Jl Padma, Kuta, Bali, Jumat (28/4/2017).
Kontroversi pelarangan cantrang mencuat setelah Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar menyatakan akan mendorong Fraksi-PKB di Senayan dan menteri-menteri asal PKB untuk menolak Permen Kelautan dan Perikanan No 2/2015 tentang Pelarangan Penggunaan Alat Tangkap Ikan Trawl dan Seinen Nets (cantrang). Padahal Ombudsman sudah memutuskan Permen tersebut melindungi hak masyarakat yang lebih luas.
"Kalau (laut) digaruk terus (menggunakan cantrang) ya habis. Kenapa kapal asing tidak boleh beroperasi? Ya karena jaringnya saja ratusan kilometer. Jaring cantrang kapal di Pantura Pulau Jawa 6 kilometer saja sweeping-nya 280 hektare," ujar Susi.
"Bayangkan kalau kapal asing itu (alat tangkapnya) panjangnya 150 kilometer. Ada lima kapal asing berjejer sudah habis ikan di Maluku Tenggara sampai Maluku Utara," tambahnya.
Ditambahkan Susi, Jepang sebagai salah satu negara yang mengandalkan perikanan saja khawatir dengan beroperasinya kapal asing berukuran 3.000GT sebanyak 3 unit. Jepang khawatir kemampuan kapal dengan alat tangkap jenis trawl itu akan menghabiskan populasi tuna di laut Jepang.
"Kemarin saya di Jepang, asosiasi tuna di sana concern dan sangat merasa bahaya dengan munculnya 3 kapal besar ukuran 3.000GT. Itu saja jadi pikiran orang Jepang karena 3.000GT itu jaringnya 900 kilometer, separuh Pulau Jawa," ucap Susi.
"Bayangkan kalau itu beroperasi di laut kita. Indonesia sekarang ikan hiu besar-besar sudah mulai kelihatan di laut kita. Planktonnya sudah naik, bio-mass naik, plankton banyak ke pinggir. Kalau cantrang diperbolehkan ke mana-mana, habis semuanya," pungkasnya.
Menurut Susi, kini sudah ada dua perairan di Indonesia yang sudah mulai menipis populasi ikannya. Pertama adalah Bagan Siapiapi di Riau dan Pekalongan di pantai utara Pulau Jawa.
"Kalau ini (cantrang) kita teruskan maka hancur semua seperti Pantura tidak ada lagi ikan. Ikan yang dilelang di Pekalongan itu bukan dari daerah situ. Pantura itu sudah over-fishing," imbuh Susi.
https://news.detik.com/berita/3486730/menteri-susi-perikanan-indonesia-tidak-boleh-dibawa-ke-politik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar