Pelaksanan Penganugeraan Adibakti
Mina Bahari (AMB) Tingkat Nasional Tahun 2012 diadakan tanggal
16 Desember 2012 di Ballroom Hotel
Lombok Raya Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat yang dibuka secara resmi oleh
Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif C.Sutardjo didampingin oleh Wakil Gubernur
Nusa Tenggara Barat Bapak Ir.
H. Badrul Munir, MM dan para petinggi KKP. Dengan Tema Adibakti Mina Bahari
Meningkatkan Peran Sumber Daya Manusia Dalam Mendukung Industrialisasi Kelautan
dan Perikanan untuk kesejahteraan Masyarakat.
Pemberikan penghargaan Adibakti
Mina Bahari (AMB) Tahun 2012 kepada Kepada Masyarakat, Pegawai
Lingkup KKP, Propinsi sebagai apresiasi KKP kepada masyarakat dengan
tujuan meningkatkan motivasi, prakarsa
dan peran serta aktif serta keperdulian para pemangku kepentingan dalam
memanfaatkan dan pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan tetap memperhatikan kelestarian
sumber daya kelautan dan perikanan. Melalui Kegiatan ini juga diharapkan
mendorong terwujudnnya keterpaduan visi dan misi antara pembina dengan para
pemangku kepentingan untuk lebih meningkatkan peran masing-masing dalam
pembangunan kelautan dan perikanan. Penghargaan Adibakti Mina Bahari kali ini
telah ditetapkan melalui keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor
KEP.43/MEN/2012 tertanggal 3 Desember 2012 tentang "Penetapan
Penerima Penghargaan Adibakti Mina Bahari Tahun 2012".
Penghargaan
di Berikan kepada 27 kategori dalam penghargaan tersebut diantaranya, unit
pelayanan teknis berprestasi, wirausaha perikanan tangkap teladan, kelompok
usaha bersama (KUB) perikanan tangkap teladan, pangkalan pendaratan ikan (PPI)
teladan, perusahaan perikanan tangkap terpadu teladan dan asosiasi perikanan
tangkap teladan, unit pengolahan ikan skala besar dengan cara pengolahan ikan
yang baik,kapal pengawas berprestasi, Kelompok Masyarakat Pengawas (POKMASWAS)
teladan bidang pelestarian sumber daya perairan,Untuk POKMASWAS teladan bidang
penangkapan ikan,pengawas perikanan teladan. Untuk kategori pemimpin daerah
yang telah berperan aktif dan berhasil dalam pengembangan kawasan perikanan
budidaya, ditasbihkanlah Gubernur Nusa Tenggara Barat.
Di kategori nelayan teladan diberikan kepada
Bustan asal Kab. Bone Sulawesi Selatan. Ia dinilai berhasil dalam memberikan
kontribusi bagi masyarakat dan atas usaha dalam mengelola kelestarian
sumberdaya ikan dan lingkungan. Dalam kategori pembudidaya / pelaku usaha,
dinobatkanlah Mimin Hermawan sebagai penggagas penggunaan plastik mulsa di
tambak udang intensif. Dengan sistem yang murah dan tepat guna itu, pertumbuhan
udang bisa meningkat tajam, bahkan tingkat hidup udang bisa mencapai 85
persen. Lebih lanjut, untuk kategori tokoh penggerak pembangunan
perikanan tangkap teladan disematkan kepada Daeng Daming. Daeng dinilai telah
berkontribusi dalam membina nelayan mitra dan keluarga dengan melaksanakan
pertemuan setiap bulan, dan tetap menyampaikan kepada nelayan agar kelestarian
laut terus dijaga dengan tidak menangkap ikan dengan bom dan racun maupun alat
yang dilarang.
Di kategori penelitian dan pengembangan
kelautan dan perikanan terbagi menjadi 3 sub kategori yakni , peneliti terbaik,
peneliti pelopor, penelitian terbaik. Sub kategori peneliti terbaik jatuh
kepada Jamal Basmal yang berhasil membuat inovasi berupa papan partikel
dengan bahan dasar limbah padat pengolahan rumput laut dan proses pembuatannya.
Di sisi lain ia tengah merancang alat pengolahan rumput laut multi sistem
sebagai penghasil agar, alginat, & karagenan baik kualitas: industrial grade,
food grade dan pharmaceutical grade, skala menengah dan industri
besar. Untuk peneliti pelopor ditasbihkan Sofyan Ilyas (Almarhum)
sebagai pelopor di bidang pasca panen. Terakhir untuk peneliti terbaik dipegang
oleh Sari Budi Maria Sembiring karena mampu mengaplikasikan gen penyandi
tumbuh cepat pada benih dan induk kerapu sunu (Plectropomus leopardus).
Akhirnya, juara umum AMB kali ini dinobatkan kepada Provinsi Sulawesi Selatan.
Pemberian penghargaan ini merupakan salah satu
upaya KKP, dalam memacu kompetensi usaha dan kualitas sumber daya nelayan,
pembudidaya ikan, pengolah, masyarakat pengawas, dan masyarakat pesisir.
Kompetensi tersebut dilaksanakan melalui industrialisasi kelautan dan perikanan
yang dilandasi oleh konsepsi blue economy. Mengingat hal tersebut sangat
diperlukan, untuk lebih memperkuat kemampuan, membangun kemandirian dan
meningkatkan daya saing dalam rangka mewujudkan industri perikanan
nasional yang tangguh, berkelanjutan dan siap bersaing di pasar internasional.
Industrialisasi perikanan adalah proses perubahan dimana arah kebijakan
pengelolaan sumber daya perikanan, pembangunan infrastruktur,
pengembangan sistem investasi, ilmu pengetahuan, teknologi, dan sumber daya
manusia secara terintegrasi berbasis inovasi. Hal tersebut untuk meningkatkan
nilai tambah, efisiensi dan skala produksi yang berdaya saing tinggi,
dari hulu sampai hilir secara berkelanjutan dan bertransformasi sosial.. Dalam
hal ini, industri pengolahan yang dikembangkan bukan hanya industri besar,
tetapi juga industri kecil, seperti industri pemindangan dan pengasinan ikan.
Industri yang nantinya menjadi unggulan akan diarahkan pada 4 (empat) komoditi
utama yaitu tuna, udang, rumput laut dan garam. Dengan adanya industrialisasi
kelautan dan perikanan ini diharapkan akan memberi nilai tambah sehingga mampu
meningkatkan pendapatan masyarakt nelayan yang pada akhirnya mampu membuat
mereka menjadi lebih sejahtera.
KKP memprioritaskan perlindungan usaha dan
kesempatan berusaha bagi masyarakat kelautan dan perikanan. Sehubungan dengan
itu, KKP terus berupaya mendorong berbagai inovasi dan kebijakan yang pro
rakyat. Sejak 2011, KKP telah melaksanakan berbagai kegiatan - kegiatan
yang merupakan bagian dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM).
Kegiatan pro rakyat tersebut yakni PNPM Mandiri Kelautan dan Perikanan, yang
terdiri dari Program Pengembangan Usaha Mina Perdesaan (PUMP) dan
Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (PUGAR). Tercatat, stimulus bantuan
sosial telah direalisasikan sebesar Rp 408,23 miliar . Bantuan langsung
masyarakat itu telah disalurkan kepada 5.312 kelompok, dengan tujuan untuk
meningkatkan kewirausahaan dan kemadirian kelompok sasaran. Seiring dengan itu,
pada 2012 kegiatan PNPM Mandiri KP terus dilanjutkan, dengan alokasi anggaran
yang lebih besar dan jangkauan kelompok penerima yang lebih banyak. Ditargetkan
pada tahun ini, sebanyak 9.800 kelompok menerima bantuan dengan alokasi dana
sebesar Rp 783,52 miliar, termasuk di 16 kab/kota lokasi Pengembangan Desa
Pesisir Tangguh (PDT). Berkaca dari data tersebut maka terdapat peningkatan
jumlah kelompok penerima bantuan sebesar 84,49 persen, atau peningkatan alokasi
anggaran bantuan sosial langsung pada masyarakat sebesar 91,93 persen
dari 2011."Upaya ini diharapkan turut mengurangi angka kemiskinan di
sentra-sentra perikanan,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar