Para ilmuan memperingatkan ukuran spesis ikan diperkirakan akan menyusut hingga 24% akibat pemanasan global. Para peneliti menggunakan model dampak kenaikan suhu pada lebih dari 600 spesis antara 2001 dan 2050. Air yang lebih hangat dapat menurunkan tingkat oksigen laut dan mengurangi bobot tubuh ikan secara signifikan.
Para ilmuan juga menyatakan kegagalan mengendalikan emisi
gas rumah kaca akan memiliki dampak yang lebih besar pada ekosistem
laut dari dugaan sebelumnya. Sebelumnya, riset telah menunjukkan bahwa perubahan suhu
laut akan berdampak pada distribusi dan kemampuan reproduksi banyak
spesis ikan. Riset dilakukan dengan membangun model untuk melihat
bagaimana ikan bereaksi terhadap tingkat oksigen yang lebih rendah di
dalam air. Mereka menggunakan data dari salah satu skenario emisi yang dibangun oleh Panel Antar Pemerintah untuk Perubahan Iklim (IPCC).
Menghangatkan ikan
Hasil penelitian menunjukkan meski data memproyeksikan
perubahan kecil pada suhu dasar laut, efek pada ukuran tubuh ikan
"sangat besar". Ketika suhu laut meningkat, suhu tubuh ikan juga
meningkat. Namun, menurut penulis Dr William Cheung, dari Universitas
British Columbia, tingkat oksigen di dalam air adalah kuncinya.
"Kenaikan suhu secara langsung meningkatkan kecepatan metabolisme fungsi tubuh ikan," kata dia pada BBC. "Hal ini menyebabkan tubuh membutuhkan lebih banyak
oksigen sehingga ikan akan kekurangan oksigen yang dibutuhkan untuk
pertumbuhannya dan hasilnya bobot tubuhnya menyusut." Tim peneliti juga menggunakan model ini untuk memprediksi gerakan ikan di dalam air sebagai akibat menghangatnya air.
Populasi ikan diyakini akan bergerak ke dua kutub bumi dengan kecepatan 36km per dekade. "Jadi kelak, misalnya di Laut Utara," kata Dr Cheung,
"Kita memperkirakan akan melihat ikan yang berasal dari laut tropis
dengan ukuran tubuh lebih kecil di masa mendatang."
| Sumber: BBC Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar