Rhodactis howesiiKapal Karam Menghancurkan Terumbu Karang? Untuk pertama kalinya, para peneliti telah menunjukkan secara definitif bahwa bangkai kapal dan struktur buatan manusia lainnya berpotensi meningkatkan keberadaan invasi spesies yang tidak diinginkan ke dalam terumbu karang.

Spesies-spesies yang tidak diinginkan sepenuhnya dapat menyalip terumbu karang dan menghilangkan keasliannya, secara dramatis mengurangi keragaman organisme laut di terumbu. Terumbu karang dapat mengalami perubahan yang cepat dalam bentuk dominasi spesies invasif, fenomena ini disebut pergeseran fasa.

Para ilmuwan telah berspekulasi tentang penyebab yang memungkinkan terjadinya pergeseran fasa, tetapi studi ini adalah yang pertama dan dengan jelas menunjukkan bahwa cepatnya perubahan bentuk kehidupan yang mendominasi di terumbu karang berkaitan dengan struktur buatan manusia.

Pada bulan September 2007, peneliti USGS Dr Thierry Work, Dr Greta Aeby dari Institut Biologi Kelautan Hawaii, dan Dr James Maragos dari US Fish and Wildlife Service mempelajari kapal yang karam pada tahun 1991 di Atol Palmyra, Samudera Pasifik. Tengah. Mereka menemukan spesies invasif dalam angka yang sangat tinggi yaitu, Rhodactis howesii pada dan di sekitar lokasi kapal karam. Kepadatan spesies ini semakin menurun di lokasi yang semakin jauh dari kapal, dan jarang atau tidak ada di bagian lain dari atol. Demikian juga, para peneliti mengkonfirmasi adanya kepadatan tinggi R.howesii sekitar beberapa pelampung yang terpasang pada atol pada tahun 2001.

Pergeseran fasa dapat memiliki efek negatif jangka panjang bagi terumbu karang, meskipun ada organisme yang bertanggung jawab untuk menghilangkan pergeseran fasa namun tidak akan maksimal, terutama jika mereka menutupi area yang luas. Untuk mengurangi invasi R. howesii dalam cakupan yang luas dan hilangnya habitat terumbu karang asli di Palmyra pengangkatan bangkai kapal dapat membantu mencegah terumbu dari tumbuhnya spesies invasif.

“Mengapa fenomena ini terjadi masih merupakan misteri,” kata Work, seorang ilmuwan di USGS National Wildlife Health Center Honolulu Field Station. Salah satu kemungkinan, katanya, adalah bahwa pelepasan besi dari kapal dan rantai pelampung tambatan, disertai dengan faktor-faktor lingkungan lainnya, yang entah bagaimana dapat mempromosikan pertumbuhan Rhodactis.

Penelitian ini dipresentasikan pada pertemuan tahunan Wildlife Disease Association (WDA) ke 58 yang diadakan pada 02-07 Agustus 2009, di Blaine, Wash

Sumber: Sciencedaily

http://www.goblue.or.id/kapal-karam-menghancurkan-terumbu-karang