Kegiatan
pelepasan 105 ekor tukik yang dilakukan Kelompok Pengawas Masyarakat
(Pokmaswas) Jalu Gaza di Desa Sulengwaseng, Kecamatan Solor Selatan,
Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Selasa (7/7/2020)
(ANTARA/HO-Cabang DKP NTT Wilayah Kabupaten Lembata, Flores Timur, dan
Sikka)
Seratusan ekor tukik tersebut awalnya berupa telur penyu yang diamankan para nelayan di tempat penangkaran
Kupang (ANTARA) - Kelompok Pengawas Masyarakat
(Pokmaswas) Jalur Gaza di Desa Sulengwaseng, Kecamatan Solor Selatan,
Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), melepaskanliarkan
sebanyak 105 tukik kembali ke laut di daerah itu.
“Hari ini (Selasa, 7/7) Pokmaswas Jalur Gaza melepasliarkan 105 tukik
kembali ke laut setelah sebelumnya diamankan di tempat penangkaran,”
kata Kepala Cabang Dinas Kelautan dan Perikanan NTT Wilayah Kabupaten
Lembata, Flores Timur, dan Sikka, Andi Amuntoda, ketika dihubungi Antara
dari Kupang, Selasa (7/7).
Seratusan ekor tukik tersebut awalnya berupa telur penyu yang
diamankan para nelayan di tempat penangkaran dan dibiarkan hingga
menetas kemudian dilepaskan kembali ke laut, katanya.
Andi Amuntoda mengapresiasi kegiatan yang dilakukan Pokmaswas Jalur
Gaza ini yang membuktikan dukungan masyarakat nelayan dalam menjaga
kelestarian ekosistem laut.
“Tentu kami sangat mengapreiasi kegiatan ini karena meskipun
kehidupan masyarakat nelayan di sini juga terdampak pandemi COVID-19
namun mereka tetap bekerja menjaga kelestarian ekosistem laut,” katanya.
Ia juga mengapresiasi seorang warga nelayan setempat bernama Mus yang
menyediakan satu hektare lahannya di sekitar pantai sebagai tempat
penangkaran penyu.
Lahan tersebut, lanjut dia, selain dimanfaatkan untuk wisata juga
tempat menyaksikan atraksi pelepasan tukik sekaligus kegiatan edukasi
masyarakat terkait pelestarian ekeosistem laut yang dilakukan Pokmaswas
Jalur Gaza.
Lebih lanjut, Andi Amuntoda mengatakan Pokmaswas Jalur Gaza yang
terbentuk sejak 2018 sejauh ini juga cukup aktif dalam melaporkan
praktik penangkapan ikan secara ilegal (ilegal fishing).
Untuk itu, lanjut dia, pihaknya telah memperkuat peran Pokmaswas ini
dengan menyalurkan bantuan telepon genggam beberapa waktu lalu
bersama-sama dengan Pokmaswas Ahe Belen di Kecamatan Ile Bura.
“Kami berharap dengan peran mereka yang terus mengawasi laut dari praktik ilegal fishing selama ini semakin optimal dengan bantuan telepon genggam jenis android ini,” katanya.
1 komentar:
Konten Artikel Ini Memiliki Pembahasan Yang Bagus...
Sama Seperti B
Posting Komentar