LiveScience.com - Lokasi peneluran terbesar penyu belimbing (Leatherback turtle/Dermochelys coriacea) telah diidentifikasi berada di Afrika. Survey baru-baru ini menunjukkan populasi antara 15,730 dan 41,373 penyu betina yang bertelur di pantai-pantai di Gabon, Afrika Barat.
Penyu belimbing secara intens mendapat perhatian konservasi dunia setelah populasinya di kawasan Indo-Pasifik turun secara drastis hingga lebih 90% pada tahun 1980an dan 1990an. The International Union for Conservation of Nature (IUCN) memasukkan penyu belimbing dalam daftar terancam punah (critically endangered) secara global, namun populasinya ditaksir masih banyak di Atlantik, khususnya Afrika.
Riset yang dipimpin University of Exeter bekerja sama dengan Wildlife Conservation Society (WCS) yang mempelopori the Gabon Sea Turtle Partnership, sebuah jaringan organisasi yang peduli pada perlindungan penyu di Gabon.
Tentang Penyu Belimbing
Penyu belimbing adalah jenis penyu terbesar, panjangnya bisa mencapai 6.5 kaki (2 meter) dan berat hingga 1,190 pounds (540kg). Tidak seperti penyu lainnya, penyu belimbing tidak memiliki karapas keras. Karapasnya seperti sebuah mosaik dari tulang-tulang kecil yang keras, kulitnya elastis dengan punggung membujur. Wilayah penyebarannya paling luas dibandingkan jenis penyu lainnya, ditemukan di laut Pasifik, Indian, dan Atlantik, khususnya di kawasan tropis. Penyu belimbing dapat menyelam paling dalam dibandingkan seluruh penyu. Penyelaman terdalam yang pernah dicatat adalah ¾ mil (1.2 kilometer), hanya berbeda sedikit
dibandingkan penyelaman terdalam paus sperma. Penyu belimbing juga tergolong perenang hebat dan mampu menyebrangi lembah sungai lautan dan melakukan perjalan hingga ribuan mil dalam usaha untuk mencari makanannya ubur-ubur.
Sebagai reptil yang hidup di laut, jenis kelamin penyu belimbing ditentukan oleh suhu selama masa pengeraman telur. Pada temperatur di atas 29ºC akan dihasilkan betina.
Survei Aerial
Anggota tim telah melakukan survey secara komprehensif di Gabon selama musim bertelur antara tahun 2002 hingga 2007. Survei menggunakan video untuk monitoring dan menangkap gambar yang diperlukan dalam evaluasi, di sepanjang 600 kilometer pesisir Gabon.
Dengan luasan garis pantai yang disurvei, tim bukan hanya dapat mengestimasi jumlah telur dan betina yang sedang bertelur, tapi juga mengidentifikasi lokasi-lokasi kunci bagi peneluran penyu belimbing, di mana datanya akan sangat diperlukan dalam rencana membangun manajemen konservasi bagi spesies ini. Penyu belimbing pertama kali diketahui bertelur di Gabon pada tahun 1984.
Penemuan terbaru mengenai populasi penyu ini telah dipublikasikan dalam jurnal Biological Conservation edisi Mei.
“Kami tahu bahwa Gabon merupakan lokasi peneluran penyu belimbing yang penting, tapi hingga kini sedikit informasi mengenai tingkat ukuran populasinya secara global,” kata Matthew Witt dari University of Exeter, penulis utama laporan tersebut. “Kami sekarang memfokuskan pada usaha kerja sama dengan agensi local untuk mengkoordinasikan usaha-usaha konservasi untuk memastikan populasinya dilindungi melawan ancaman dari perikanan illegal, perburuan sarang, polusi, dan gangguan habitat, serta perubahan iklim,” lanjutnya.
Daerah Perlindungan Adalah Kunci
Studi menunjukkan bahwa sekitar 79% penyu bertelur di dalam kawasan Taman Nasional dan daerah perlindungan lainnya.
“Temuan ini menunjukkan pentingnya daerah perlindungan untuk memelihara populasi penyu,” kata Angela Formia dari Wildlife Conservation Society, co-author, “Gabon yang telah membentuk sebuah jaringan Taman Nasional pada 2002 harus menyediakan cagar alam bagi spesies yang terancam punah ini seperti halnya terhadap kehidupan liar lainnya yang sudah jarang.”
Penyu belimbing secara intens mendapat perhatian konservasi dunia setelah populasinya di kawasan Indo-Pasifik turun secara drastis hingga lebih 90% pada tahun 1980an dan 1990an. The International Union for Conservation of Nature (IUCN) memasukkan penyu belimbing dalam daftar terancam punah (critically endangered) secara global, namun populasinya ditaksir masih banyak di Atlantik, khususnya Afrika.
Riset yang dipimpin University of Exeter bekerja sama dengan Wildlife Conservation Society (WCS) yang mempelopori the Gabon Sea Turtle Partnership, sebuah jaringan organisasi yang peduli pada perlindungan penyu di Gabon.
Tentang Penyu Belimbing
Penyu belimbing adalah jenis penyu terbesar, panjangnya bisa mencapai 6.5 kaki (2 meter) dan berat hingga 1,190 pounds (540kg). Tidak seperti penyu lainnya, penyu belimbing tidak memiliki karapas keras. Karapasnya seperti sebuah mosaik dari tulang-tulang kecil yang keras, kulitnya elastis dengan punggung membujur. Wilayah penyebarannya paling luas dibandingkan jenis penyu lainnya, ditemukan di laut Pasifik, Indian, dan Atlantik, khususnya di kawasan tropis. Penyu belimbing dapat menyelam paling dalam dibandingkan seluruh penyu. Penyelaman terdalam yang pernah dicatat adalah ¾ mil (1.2 kilometer), hanya berbeda sedikit
dibandingkan penyelaman terdalam paus sperma. Penyu belimbing juga tergolong perenang hebat dan mampu menyebrangi lembah sungai lautan dan melakukan perjalan hingga ribuan mil dalam usaha untuk mencari makanannya ubur-ubur.
Sebagai reptil yang hidup di laut, jenis kelamin penyu belimbing ditentukan oleh suhu selama masa pengeraman telur. Pada temperatur di atas 29ºC akan dihasilkan betina.
Survei Aerial
Anggota tim telah melakukan survey secara komprehensif di Gabon selama musim bertelur antara tahun 2002 hingga 2007. Survei menggunakan video untuk monitoring dan menangkap gambar yang diperlukan dalam evaluasi, di sepanjang 600 kilometer pesisir Gabon.
Dengan luasan garis pantai yang disurvei, tim bukan hanya dapat mengestimasi jumlah telur dan betina yang sedang bertelur, tapi juga mengidentifikasi lokasi-lokasi kunci bagi peneluran penyu belimbing, di mana datanya akan sangat diperlukan dalam rencana membangun manajemen konservasi bagi spesies ini. Penyu belimbing pertama kali diketahui bertelur di Gabon pada tahun 1984.
Penemuan terbaru mengenai populasi penyu ini telah dipublikasikan dalam jurnal Biological Conservation edisi Mei.
“Kami tahu bahwa Gabon merupakan lokasi peneluran penyu belimbing yang penting, tapi hingga kini sedikit informasi mengenai tingkat ukuran populasinya secara global,” kata Matthew Witt dari University of Exeter, penulis utama laporan tersebut. “Kami sekarang memfokuskan pada usaha kerja sama dengan agensi local untuk mengkoordinasikan usaha-usaha konservasi untuk memastikan populasinya dilindungi melawan ancaman dari perikanan illegal, perburuan sarang, polusi, dan gangguan habitat, serta perubahan iklim,” lanjutnya.
Daerah Perlindungan Adalah Kunci
Studi menunjukkan bahwa sekitar 79% penyu bertelur di dalam kawasan Taman Nasional dan daerah perlindungan lainnya.
“Temuan ini menunjukkan pentingnya daerah perlindungan untuk memelihara populasi penyu,” kata Angela Formia dari Wildlife Conservation Society, co-author, “Gabon yang telah membentuk sebuah jaringan Taman Nasional pada 2002 harus menyediakan cagar alam bagi spesies yang terancam punah ini seperti halnya terhadap kehidupan liar lainnya yang sudah jarang.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar