Ada engkong usia senja, beliau memang tidak banyak ilmunya, tapi sadar akan keterbatasannya. Maka dengan itu, beliau rajin mendatangi majelis ilmu. Saban hari di teras tampak memegang buku, membaca dengan tenang dan tampak rajin membaca al-Qur'an. Ada engkong lainnya usia senja, mungkin sudah bosan dengan ilmu dan kitab, maka saban hari banyak habiskan waktu dengan berita, baik masalah kriminal ataupun politik. Ada engkong lainnya di usia senja, mendedikasikan diri sebagai marbot masjid, atau pengurus kajian. Ada engkong lainnya, mungkin mengira semua ucapan dan perbuatan tidak dihisab, maka saban hari masih saja sibuk menghitung harta, lalai akan shalat berjama'ah dan... Istiqomah itu tidak sekadar usia muda kita masya Allah. Tapi istiqomah itu hingga khotimah. Jika kian berusia kian dewasa namun kian menjauh dari ilmu syar'i atau agama, maka inilah dampak fitnah. Lebih besar fitnahnya, jika semua nasehat manusia tidak masuk ke hati. Sepertinya kadang, sebagian dari kita menunggu teguran dari Allah dan bosan dengan teguran manusia, mungkin karena arogansi senioritas, atau noktah dosa di hati. Khawatirnya, teguran dari Allah berupa kematian. Yang muda saja, harus waspada akan hal ini, apalagi yang bukan pemuda. Tapi memang kata Nabi Muhammad: إذا لم تستح فاصنع ما شئت Jika kamu tidak malu, maka berlakulah sesukamu. Imam Ahmad pernah sakit. Lalu beliau sedikit mengerang saking sakitnya. Para sahabat beliau yang menjenguk pun mengingatkannya, "Wahai imam, tidakkah engkau mengingat bahwa hingga erangan sakitmu itu, juga akan dicatat oleh malaikat?" Semenjak itu, beliau meninggalkan erangan sakit. Wahai ikhwah fillah, tidakkah kita mengingat bahwa satu huruf saja tertulis di Internet, juga dicatat oleh malaikat dan akan tampak di Akhirat? Maka perhatikan ayat ini, saudaraku: ثُمَّ قَسَتۡ قُلُوبُكُم مِّنۢ بَعۡدِ ذَٰلِكَ فَهِيَ كَٱلۡحِجَارَةِ أَوۡ أَشَدُّ قَسۡوَةٗۚ وَإِنَّ مِنَ ٱلۡحِجَارَةِ لَمَا يَتَفَجَّرُ مِنۡهُ ٱلۡأَنۡهَٰرُۚ وَإِنَّ مِنۡهَا لَمَا يَشَّقَّقُ فَيَخۡرُجُ مِنۡهُ ٱلۡمَآءُۚ وَإِنَّ مِنۡهَا لَمَا يَهۡبِطُ مِنۡ خَشۡيَةِ ٱللَّهِۗ وَمَا ٱللَّهُ بِغَٰفِلٍ عَمَّا تَعۡمَلُونَ "Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras, sehingga (hatimu) seperti batu, bahkan lebih keras. Padahal dari batu-batu itu pasti ada sungai-sungai yang (airnya) memancar daripadanya. Ada pula yang terbelah lalu keluarlah mata air daripadanya. Dan ada pula yang meluncur jatuh karena takut kepada Allah. Dan Allah tidaklah lengah terhadap apa yang kamu kerjakan." [Al-Baqarah: 74] 📝 Ustadz Hasan Al Jaizy -hafizhahullah- ═══ @STaushiyyah t | Telegram.me/STaushiyyah page | www.facebook.com/shahabattaushiyyahh ig | Instagram.com/shahabattaushiyyah tube | https://www.youtube.com/c/ShahabatTaushiyyah
20 September, 2020
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar