"Kepastian itu setelah tim dari DKP NTT dan World Wide Fund for Nature (WWF) melakukan penyelaman di wilayah perairan laut itu," kata Kepala Seksi Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi NTT, Muhammad Saleh Goro kepada Antara di Kupang, Rabu.
"Beberapa hari lalu, kami menerima laporan dari Arman Lagampa, ketua kelompok nelayan Sulamu bahwa para nelayan telah melihat ada ikan duyung di perairan Sulamu dan Pulau Kera," katanya.
Ikan duyung terlihat pada bulan Januari-Februari 2018 di perairan selatan Sulamu dan perairan selatan Pulau Kera, pada beberapa koordinat antara lain koordinat10003.645 LS - 123035.384 BT dan 10005.726 LS - 123033.333 BT.
Pada kedua koordinat tersebut, khusus di perairan laut sekitar pulau Kera, masyarakat melihat adanya duyung atau dugong (dugong dugon) yang terluka.
"Berdasarkan laporan itu, tim DKP dan WWF, organisasi non-pemerintah internasional yang menangani masalah-masalah tentang konservasi, penelitian dan restorasi lingkungan turun ke Sulamu pada Selasa, (6/3)," katanya.
Tim melakukan penyelaman di perairan selatan Sulamu pada koordinat Koordinat 10003.645 LS - 123035.384 BT dan perairan selatan Pulau Kera di koordinat 10005.726 LS - 123033.333 BT.
Pada kedua lokasi tersebut, kata dia, positif terdapat duyung atau dugong yang mendiaminya.
"Ini dibuktikan dengan adanya bekas jalur makan ikan tersebut yang memakan jenis lamun Halovila ovalis (lamun sendok)," katanya.
Menurut dia, pada saat dilakukan penyelaman sekitar pukul 12.15 wita pada perairan Selatan Sulamu pada dua koordinat tersebut, tim yang berada di atas KPP Napoleon 024-1202 melihat duyung muncul sebanyak tiga kali di permukaan air.
"Pada dasar perairan selatan Sulamu pada dua koordinat ini dominan ditumbuhi jenis lamun Halovila ovalis (lamun sendok)," katanya.
Jenis Lamun ini merupakan jenis lamun yang sangat disukai oleh duyung atau dugong.
Begitupun pada dasar perairan selatan Pulau Kera di koordinat 10005.726 LS - 123033.333 BT juga ditumbuhi jenis lamun Halovila ovalis (lamun sendok), namun tidak dokuman atau bercampur dengan tumbuhan lainnya, demikian Saleh Goro.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar