JAKARTA, KOMPAS.com - Bertepatan dengan Hari Nelayan Indonesia pada 6 April, sekitar 90 persen kepala keluarga (KK) nelayan masih hidup dalam kemiskinan.
"Situasi nelayan tradisional yang terhimpit krisis ini, akibat dari kebijakan yang lebih berat kepada pengusaha dan pemilik modal," kata koordinator Komite Persiapan Organisasi Nelayan Nasional Indonesia (KPNNI), Dedy Ramanta, di Jakarta, Senin (6/4).
Kondisi tersebut, menurut Dedy, membuat para nelayan tradisional yang memiliki partisipasi aktif dalam menyumbang protein hewani terpinggirkan.
Ia menyebutkan, dari enam juta kepala keluarga (KK) nelayan dan petambak tradisional berkontribusi mendongkrak produksi perikanan nasional sebesar 10 juta ton di 2008. "Ironisnya, kehidupan mereka justru makin sengsara dan terlilit utang. Apalagi sekarang lebih banyak cuaca buruk," ujar dia.
Sementara itu, terkait dengan Hari Nelayan Indonesia, Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) meminta negara mengakui dan melindungi wilayah perairan nelayan tradisional, memenuhi hak-hak nelayan tradisional yang diatur dalam konstitusi.
Selanjutnya, Kiara juga meminta negara memulihkan fasilitas utama nelayan tradisional dan mengakui keikutsertaan perempuan nelayan dalam kegiatan perikanan melalui undang-undang.
Selain itu, negara harus menjamin keberlanjutan sumber daya laut dan perikanan nasional demi sebesar-besar kemakmuran dan kesejahteraan rakyat, khususnya nelayan tradisional dan masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.
Sumber: http://bisniskeuang an.kompas. com
"Situasi nelayan tradisional yang terhimpit krisis ini, akibat dari kebijakan yang lebih berat kepada pengusaha dan pemilik modal," kata koordinator Komite Persiapan Organisasi Nelayan Nasional Indonesia (KPNNI), Dedy Ramanta, di Jakarta, Senin (6/4).
Kondisi tersebut, menurut Dedy, membuat para nelayan tradisional yang memiliki partisipasi aktif dalam menyumbang protein hewani terpinggirkan.
Ia menyebutkan, dari enam juta kepala keluarga (KK) nelayan dan petambak tradisional berkontribusi mendongkrak produksi perikanan nasional sebesar 10 juta ton di 2008. "Ironisnya, kehidupan mereka justru makin sengsara dan terlilit utang. Apalagi sekarang lebih banyak cuaca buruk," ujar dia.
Sementara itu, terkait dengan Hari Nelayan Indonesia, Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) meminta negara mengakui dan melindungi wilayah perairan nelayan tradisional, memenuhi hak-hak nelayan tradisional yang diatur dalam konstitusi.
Selanjutnya, Kiara juga meminta negara memulihkan fasilitas utama nelayan tradisional dan mengakui keikutsertaan perempuan nelayan dalam kegiatan perikanan melalui undang-undang.
Selain itu, negara harus menjamin keberlanjutan sumber daya laut dan perikanan nasional demi sebesar-besar kemakmuran dan kesejahteraan rakyat, khususnya nelayan tradisional dan masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.
Sumber: http://bisniskeuang an.kompas. com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar