11 November, 2013

Terumbu Karang Pantai Desa Labetawi di Kec Dulla Utara Kotamadya Tual



Mengingat akan arti penting terumbu karang, maka untuk menjaga dan melindungi kelestarian Sumberdaya Kelautan secara bertanggung jawab sesuai ketentuan yang berlaku, diperlukan aktifitas pemantauan untuk menjaga serta mengetahui kondisi dari ekosistem tersebut. Salah satu langkah strategis yang dilakukan untuk menjaga dan melindungi kelestarian sumber daya kelautan secara bertanggung jawab dan berkesinambungan maka Stasiun Pengawasan SDKP Tual  melakukan pemantauan Kegiatan pengawasan sumber daya pada tanggal 05 Oktober 2013 berdasarkan Surat Perintah Kepala Stasiun Pengawasan SDKP Tual untuk melaksanakan Pemantauan sumber daya kelautan  Nomor : 368/Sta.3/TU.076/X/2013 tgl 4 Oktober 2013.

Maksud dan tujuan kegiatan pemantauan sumber daya kelautan, yakni :
1.   Mengetahui kondisi ekosistem terumbu karang yang ada di Desa Labetawi, Kota Tual
2.   Mengetahui jenis-jenis kegiatan pemanfaatan terumbu karang
3.   Memperoleh peta sebaran terumbu karang khususnya di Desa Labetawi, Kota Tual.
4.   Mengetahui tingkat prosentase tutupan karang dan kondisi terumbu karang Desa Labetawi.
5.   Mendapatkan dokumentasi kondisi ekosistem terumbu karang yang ada di Desa Labetawi

Outcome yang diharapkan dari kegiatan ini adalah :
1.   Diharapkan hasil kegiatan ini dapat dijadikan acuan bagi rencana pengawasan ekosistem terumbu karang.
2.   Sebagai sumber informasi awal untuk mengetahui kondisi terumbu karang di Desa Labetawi.
3.   Sebagai data pembanding untuk mengetahui tingkat kondisi terumbu karang di lokasi lain.

Adapun lokasi pemantauan sumber daya kelautan Stasiun Pengawasan SDKP Tual dilakukan di Desa Labetawi (5° 32' 24,25'' S - 132° 46' 38,0'' E), untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah :
Gambar 1. Peta lokasi pemantauan SDK di Desa Labetawi

Petugas yang melaksanakan kegiatan pemantauan sumber daya kelautan Stasiun Pengawasan SDKP Tual terdiri dari pengawas perikanan yaitu : Vincentius Y Purnama, S.Pi, Chaedar Afthon, S.Pi, Zulfikar Afandy, S.Pi, Titianti Seknun, S.Sos dan Junawilman Rahakbauw, A.Md
 
 Gambar 2. Petugas Pengawas Perikanan Menuju Lokasi Penyelaman
 
Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah metode transek dengan model Point Intercept Transect (PIT). Metode ini menggunakan roll meter sepanjang 30 m, pencatatan benthik pada interval point/titik 0,5 m, penempatan meteran sesuai kontur terumbu pada kedalaman 3-10 m sejajar garis pantai. model yang dikembangkan CRITC-COREMAP (Coral Reef Information and Training Center-Coral Reef Rehabilitation and Management Program). Identifikasi bentuk-bentuk pertumbuhan karang dan  kategori kondisi tutupan karang mengacu pada Australian Institute of Marine Science dimana kategori hancur/rusak meliputi tutupan benthik sebesar 0,0-24,9%, kategori sedang sebesar 25,0-49,9%, kategori baik sebesar 50,0-74,9%, dan kategori sangat baik sebesar 75-100% (English et al, 1994).

 Gambar 3. Penyelam di lokasi pemantauan SDK

Substrat
Kategori
Penjelasan
Karang Keras

AC

Acropora, termasuk Acropora bercabang, Acropora bentuk meja, Acropora bentuk menjalar/mengerak, Acropora bentuk submassive, Acropora bentuk digitata.

NA
Non Acropora, termasuk Jenis karang bentuk bercabang, Jenis karang bentuk massif, Jenis karang bentuk menjalar/mengerak, jenis karang berbentuk daun, Jenis karang dari famili Fungiidae (bentuk jamur), Millepora sp. (karang api), Heliopora sp. (karang biru).
Dead Coral (karang mati)

DC
Karang yang barusan mati

DCA
Karang mati tertutup alga
Fauna lainnya

SC
Karang lunak

SP
Sponge

OT
Others: anemon, gorgonian, hydroid, ascidian, kima, dan lain-lain
Abiotik

S
Pasir

R
Rubble (pecahan karang)

Untuk menghitung besarnya persentase tutupan karang hidup, karang mati dan kategori lainnya, dipergunakan rumus :
% tutupan life form x = (jumlah point life form x)/(total jumlah point transek) x 100%
  
Gambar 4. Persiapan Petugas dan Peralatan Penyelaman


Peralatan yang digunakan dilihat pada tabel berikut :
No
Peralatan
Fungsi
1
Alat Selam Scuba
Alat bantu bernapas di bawah air
2
Perahu/Boat
Alat transportasi
3
Roll Meter
Sebagai transek
4
Sabak dan Pensil
Media mencatat bawah air
5
Kamera Bawah Air
Dokumentasi kegiatan
6
GPS
Menentukan lokasi

                                                                                                      

Hasil dari pemantauan sumber daya kelautan Stasiun Pengawasan SDKP Tual yaitu Desa Labetawi merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Dulla Utara Kotamadya Tual, Desa ini terletak di pesisir barat Pulau Dulla (gambar 1) . Kegiatan pemantauan terumbu karang dilakukan di depan kampung dengan jarak sekitar 300 m dari pantai.  Hasil pemantauan di site ini dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 5. Diagram  persentase tutupan terumbu karang di Desa Labetawi

Berdasarkan metode PIT (Point Intercept Transect), kondisi terumbu karang pada Desa Labetawi tergolong dalam kondisi Buruk (gambar 2), dengan penutupan karang hidup hanya sebesar  16,67 %, yang terdiri dari 1,67 % karang bercabang (Acropora) dan 15 % karang keras lainnya (Non Acropora) dengan bentuk pertumbuhan Coral Massif.
 Gambar 6. Hamparan karang hidup di Desa Labetawi

Kerusakan karang pada site ini tergolong tinggi, dimana persentase tutupan karang mati (DC) sebesar 8,33 %, karang mati yang telah ditumbuhi alga (DCA) sebesar 10 %. Sementara untuk kategori patahan karang (Rubble) sebesar 20 %, yang pada site ini pernah terjadi kegiatan destructive fishing dengan penggunaan bahan peledak.
 Gambar 7. Patahan karang yang ada di Desa Labetawi

Sebaran tutupan karang pada site ini kurang padat, dimana persentase pasir pada site ini cukup tinggi yakni 36,67 %, sementara organisme lain yang ditemukan sebesar 8,33 % yang didominasi dari jenis bintang laut Protoreaster nodosus.
Gambar 8. Jenis Bintang laut Protoreaster nodosus


Kesimpulan dari kegiatan pemantauan sumber daya kelautan Stasiun Pengawasan SDKP Tual
1.   Kondisi terumbu karang pada Desa Labetawi tergolong dalam kondisi Buruk, dengan penutupan karang hidup hanya sebesar  16,67 %, yang terdiri dari 1,67 % karang bercabang (Acropora) dan 15 % karang keras lainnya (Non Acropora);
2.   Penyebab kerusakan terumbu karang di Desa Labetawi disebabkan oleh aktifitas destructive fishing dengan penggunaan bahan peledak, hal ini dapat dilihat pada tingginya persentase patahan karang, yakni sebesar 20 %.

Lampiran 2. Data sheet pemantauan terumbu karang di Desa Labetawi

 

Site
: Labetawi

Visibility
: 100 %
Date
: 05/10/2013

Temp
: 29 °C
Depth
: 4-5 m


Latitude
: 5° 32' 24,25'' S
Surveyor
: Zulfikar Afandy

Longtitude
: 132° 46' 38,0'' E






Category
Point
Persen

AC (Karang bercabang)
1
1,67

NA (Karang keras)

9
15,00

SC (Karang lunak)

0
0,00

DC (Karang mati)

5
8,33

DCA (Karang mati ditumbuhi alga)
6
10,00

RB (Patahan karang)

12
20,00

S (Pasir)


22
36,67

FS (Fleshy seaweed

0
0,00

OT (Biota lain)

5
8,33

SP (Sponge)

0
0,00




60
100,00

 

 Sumber  : Laporan Pemantaun SDKP di Stasiun PSDKP Tual 

Penulis  : Mukhtar, A.Pi, M.Si Kepala Stasiun Pengawasan SDKP Tual


 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar