12 November, 2013

Ekosistem Terumbu Karang di Pulau Ohoitir Kabupaten Maluku Tenggara.


Tingginya nilai yang dimiliki oleh ekosistem perairan laut  tidak membuatnya aman dari tindakan-tindakan yang merusak, kerusakan tersebut dapat terjadi karena faktor alam dan faktor manusia.  Namun jika ditelaah secara jelas, kerusakan yang disebabkan oleh alam tidaklah terlalu nampak sedangkan kerusakan yang disebabkan oleh ulah manusia yang mengeksplorasi secara ilegal dan tidak bertanggung jawab justru sangat jelas terlihat.

Mengingat akan arti penting dari ketiga ekosistem tersebut, maka untuk menjaga dan melindungi kelestarian Sumberdaya Kelautan secara bertanggung jawab sesuai ketentuan yang berlaku, diperlukan aktifitas pemantauan untuk menjaga serta mengetahui kondisi dari ekosistem tersebut. Salah satu langkah strategis yang dilakukan untuk menjaga dan melindungi kelestarian sumber daya kelautan secara bertanggung jawab dan berkesinambungan maka Stasiun Pengawasan SDKP Tual melakukan pemantauan pada 12 Oktober 2013 dengan Surat Perintah Kepala Stasiun Pengawasan SDKP Tual Nomor : 202/Sta.3/TU.076/X/2013 tgl 11 Oktober 2013.

Maksud dan tujuan kegiatan pemantauan sumber daya kelautan, yakni :
1.    Mengetahui kondisi ekosistem terumbu karang yang ada di Pulau Ohoitir, Kabupaten Maluku Tenggara
2.    Mengetahui jenis-jenis kegiatan pemanfaatan terumbu karang
3.    Memperoleh peta sebaran terumbu karang khususnya di Pulau Ohoitir, Kabupaten Maluku Tenggara.
4.    Mengetahui tingkat prosentase tutupan karang dan kondisi terumbu karang Pulau Ohoitir.
5.    Mendapatkan dokumentasi kondisi ekosistem terumbu karang yang ada di Pulau Ohoitir

 

Output dari kegiatan ini adalah adanya data dan informasi tentang  kondisi ekosistem terumbu karang di Pulau Ohoitir.
1.    Diharapkan hasil kegiatan ini dapat dijadikan acuan bagi rencana pengawasan ekosistem terumbu karang.
2.    Sebagai sumber informasi awal untuk mengetahui kondisi terumbu karang di Pulau Ohoitir.
3.    Sebagai data pembanding untuk mengetahui tingkat kondisi terumbu karang di lokasi lain.

Lokasi pemantauan sumber daya kelautan Stasiun Pengawasan SDKP Tual dilakukan di Pulau Ohoitir (5°43'35,698"S - 132°38'8,864"E), untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah :
Gambar 1. Peta lokasi pemantauan SDK di Pulau Ohoitir

 

Petugas yang melaksanakan kegiatan pemantauan sumber daya kelautan Stasiun Pengawasan SDKP Tual terdiri Pengawas Perikanan yaitu : Herwin Salurante, ST, Zulfikar Afandy, S.Pi, Lutfi Felanie, S.Pi, Papang Budi Wahyono, S.Pi dan Sistha Wira Murti, S.Pi serta Suwanto
 
 Gambar 2. Petugas pemantauan SDK di Pulau Ohoitir

Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah metode transek dengan model Point Intercept Transect (PIT). Metode ini menggunakan roll meter sepanjang 30 m, pencatatan benthik pada interval point/titik 0,5 m, penempatan meteran sesuai kontur terumbu pada kedalaman 3-10 m sejajar garis pantai. model yang dikembangkan CRITC-COREMAP (Coral Reef Information and Training Center-Coral Reef Rehabilitation and Management Program). Identifikasi bentuk-bentuk pertumbuhan karang dan  kategori kondisi tutupan karang mengacu pada Australian Institute of Marine Science dimana kategori hancur/rusak meliputi tutupan benthik sebesar 0,0-24,9%, kategori sedang sebesar 25,0-49,9%, kategori baik sebesar 50,0-74,9%, dan kategori sangat baik sebesar 75-100% (English et al, 1994).
  
Gambar 3. Petugas Penyelam di Pulau Ohoitir

Tabel 1. Kategori bentuk pertumbuhan karang
Substrat
Kategori
Penjelasan
Karang Keras

AC

Acropora, termasuk Acropora bercabang, Acropora bentuk meja, Acropora bentuk menjalar/mengerak, Acropora bentuk submassive, Acropora bentuk digitata.

NA
Non Acropora, termasuk Jenis karang bentuk bercabang, Jenis karang bentuk massif, Jenis karang bentuk menjalar/mengerak, jenis karang berbentuk daun, Jenis karang dari famili Fungiidae (bentuk jamur), Millepora sp. (karang api), Heliopora sp. (karang biru).
Dead Coral (karang mati)

DC
Karang yang barusan mati

DCA
Karang mati tertutup alga
Fauna lainnya

SC
Karang lunak

SP
Sponge

OT
Others: anemon, gorgonian, hydroid, ascidian, kima, dan lain-lain
Abiotik

S
Pasir

R
Rubble (pecahan karang)
Untuk menghitung besarnya persentase tutupan karang hidup, karang mati dan kategori lainnya, dipergunakan rumus :
% tutupan life form x = (jumlah point life form x)/(total jumlah point transek) x 100%

 

Gambar 4. Petugas Penyelam di Pulau Ohoitir

Peralatan yang digunakan dalam kegiatan ini dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2. Peralatan yang digunakan
No
Peralatan
Fungsi
1
Alat Selam Scuba
Alat bantu bernapas di bawah air
2
Perahu/Boat
Alat transportasi
3
Roll Meter
Sebagai transek
4
Sabak dan Pensil
Media mencatat bawah air
5
Kamera Bawah Air
Dokumentasi kegiatan
6
GPS
Menentukan lokasi

                       

Gambar 5. Petugas Penyelam di Pulau Ohoitir

Hasil Pemantauan yaitu Pulau Ohoitir merupakan salah satu pulau yang ada di Kepulauan Sepuluh Kecamatan Kei Kecil Barat, Kabupaten Maluku Tenggara. Pulau dengan luas 0,45 km2 ini tidak terdapat pemukiman penduduk, namun terdapat perusahaan mutiara di bagian timur laut. Kegiatan pemantauan terumbu karang dilakukan di bagian tenggara pulau.  
 
 
Gambar 6. Pulau Ohoitir

Berdasarkan hasil pemantauan dengan metode PIT (Point Intercept Transect), kondisi terumbu karang pada Pulau Ohoitir tergolong dalam kondisi Sedang (gambar 2), dengan penutupan karang hidup hanya sebesar  40,00 %, yang terdiri dari 25 % karang bercabang (Acropora) dengan bentuk pertumbuhan tabulate dan branching (gambar 4), dan 15 % karang keras lainnya (Non Acropora), dengan bentuk pertumbuhan Coral Massif.
 
Gambar 7. Diagram persentase tutupan lifeform terumbu karang di Pulau Ohoitir

Kerusakan karang pada site sebesar 28,33 %, yang terdiri 11,67 % dari karang mati yang telah ditumbuhi alga (DCA) dan patahan karang (Rubble) sebesar 16,67 %. Sementara untuk kategori Death Coral tidak ditemukan pada site ini. Tingginya persentase patahan karang pada site ini mengindikasikan pernah terjadi aktivitas destructive fishing dengan penggunaan bahan peledak.
Gambar 8. Karang bercabang (Acropora sp) yang ada di Pulau Ohoitir

 
Gambar 9. Karang Bundar (Acropora sp) yang ada di Pulau Ohoitir
   Organisme lain yang ditemukan sebesar 3,33 % yang terdiri dari Kima (Tridacna sp) dan Karang jamur.
 
Gambar 10. Jenis Kima yang ditemukan di Pulau Ohoitir


Kesimpulan dari pemantauan ini adalah
1.        Kondisi terumbu karang pada Pulau Ohoitir tergolong dalam kondisi Sedang, dengan penutupan karang hidup hanya sebesar  40,00 %, yang terdiri dari 25 % karang bercabang (Acropora) dengan bentuk pertumbuhan tabulate dan branching , dan 15 % karang keras lainnya (Non Acropora);
2.        Penyebab kerusakan terumbu karang di Pulau Ohoitir disebabkan oleh aktifitas destructive fishing  dengan penggunaan bahan peledak, hal ini dapat dilihat pada tingginya persentase patahan karang, yakni sebesar 16,67 %.

 

Saran Hasil pemantauan perlu disosialisasikan terhadap masyarakat yang berdiam di sekitar lokasi, terutama kepada Pokmaswas, agar dapat menjaga ekosistem terumbu karang yang ada.

Lampiran 2. Data sheet pemantauan terumbu karang di Pulau Ohoitir 
Site
: Sout East Pulau Ohoitir
Visibility
: 80%
Date
: 12/10/2013

Temp
: 29 °C
Depth
: 4-5 m


Latitude
: 5°43'35,698"S
Surveyor
: Zulfikar Afandy

Longtitude
: 132°38'8,864"E






Category
Point
Persen

AC (Karang bercabang)
15
25,00

NA (Karang keras)

9
15,00

SC (Karang lunak)

11
18,33

DC (Karang mati)

0
0,00

DCA (Karang mati ditumbuhi alga)
7
11,67

RB (Patahan karang)

10
16,67

S (Pasir)


5
8,33

FS (Fleshy seaweed

0
0,00

OT (Biota lain)

2
3,33


Sumber : Laporan Stasiun PSDKP Tual
Penulis  : Mukhtar, A.Pi, M.Si
Kepala Stasiun Pengawasan SDKP Tual

Tidak ada komentar:

Posting Komentar