17 November, 2012

Pasifik didesak cegah transfer ikan ilegal

Komisi Perikanan Pasifik Barat dan Tengah telah didesak untuk mengambil tindakan keras setelah Greenpeace mempunyai bukti video yang menunjukkan ikan ditransfer secara ilegal di laut.
Greenpeace International mengatakan mempunyai rekaman video yang menunjukkan sebuah kapal dari Kamboja, satu lagi dari Filipina dan dua dari Indonesia, "memutihkan" tuna yang ditangkap secara ilegal di perairan yang dikenal sebagai Pacific Commons
.
Farah Obaidullah, ketua ekspedisi di kapal Greenpeace, Esperanza, mengatakan, mereka mencegat kapal dari Kamboja itu dan membuat dokumentasi tentang beberapa pelanggaran lagi di dalam kapal.
Ia mengatakan kepada Radio Australia bahwa mereka akan terus bersama kapal itu sampai pihak berwenang turun tangan.

"Kami berhasil masuk ke kapal, dan mendapati banyak sekali tangkapan tuna, sebagian besar jenis skip jack, tapi juga terdapat yellow fin, semuanya campur, dan itu adalah tangkapan dari beberapa kapal yang berbeda," katanya.

Nahkoda dan ABK mengijinkan Greenpeace naik, tapi mereka mengatakan tidak mempunyai buku catatan yang menunjukkan dari mana ikan-ikan itu berasal.

Seruan aksi
Greenpeace mengatakan akan melobi pemerintah negara-negara agar menyetujui penutupan kantong-kantong di laut pada KTT tahunan Komisi Perikanan Pasifik Barat dan Tengah di Manila bulan depan, dan agar dilakukan pengawasan di perairan-perairan tersebut.

Aktifis LSM Pacific Oceans, Duncan Wilson, mengatakan, komisi itu pernah bekerjasama dengan negara-negara kepulauan di Pasifik untuk menutup kantong-kantong ini dari penangkapan ikan di tahun 2008.
Tapi, katanya, pada bulan Maret sekelompok negara Asia - dipimpin oleh Korea Selatan, Jepang dan Taiwan - bersama-sama menggugurkan langkah konservasi ini dan sekarang, katanya, diperlukan aksi baru.
"Ada banyak opsi yang ada, antara lain, suatu paket pemantauan, pengawasan dan pengintaian yang perlu diimplementasikan sejalan dengan hukum internasional dan pada waktu yang sama, ini adalah kewajiban Komisi Perikanan Pasifik," katanya kepada Radio Australia.

Tidak ada komentar: