Namun dengan cepat kemudian badanku ditimbun tanah
Lalu semua orang meninggalkanku
Masih terdengar jelas langkah kaki mereka
😭 _Kini aku sendirian...!_di tempat yang gelap, tak pernah terbayangkan
Sekarang aku sendiri, menunggu ujian
Suami/istri belahan jiwa pun pergi
Anak... yang di tubuhnya mengalir darahku... juga pergi
Apalagi sahabatku... kawan dekat... rekan bisnis...
😭 Ternyata aku bukan siapa-siapa lagi bagi mereka!!
Menyesal pun... tiada berguna
Taubat tak lagi diterima
Minta maaf... tak lagi didengar..
Kini aku sendirian mempertanggungjawabkan apa yang pernah aku lakukan...
😭Ya Allah, kalau boleh...
Tolong pinjamkan satu hari saja milik-Mu
Aku akan berkeliling mohon maaf kepada mereka
Yang telah merasakan kezalimanku
Yang susah dan sedih karena ulahku
Yang aku sakiti hatinya
Yang telah aku bohongi
😭Ya Allah,,,berikan aku satu hari saja . .
Untuk memberi seluruh baktiku untuk ayah ibu tercinta
Demi memohon maaf atas kata-kataku yang keras lagi tak sopan
Maafkan aku, Ayah..Ibu..,
Aku sungguh ingin sujud memohon ridha mereka
Maafkan aku
Aku ingin mengatakan bahwa aku sangat berterimakasih
Atas apa yang mereka korbankan untukku
😭Ya Allah... pinjamkan satu hari saja . .
Yang akan aku gunakan setiap detiknya
Untuk ruku' dan sujud kepada-Mu
Beramal shalih dengan tulus
Menyedekahkan seluruh hartaku yang tersisa, di jalan-Mu
😭Menyesaaaaal... sekali rasanya !
Waktu-waktuku berlalu dengan sia-sia
Bahkan Al Qur'an firman-Mu dengan malas-malasan kubaca
Andai kubisa putar ulang waktu itu..
Tapi... aku telah dimakamkan hari ini...
😭 Sakitnya sakaratul maut masih menancap pada setiap sendi tubuhku yang kini kaku
Tenggorokanku serasa ditancapi dahan besar yang penuh duri tajam
Lalu dahan itu ditarik dengan sekuat tenaga oleh malaikat maut
Sakit.... sakit sekali...
Seratus tahun pun tak hilang rasa sakit ini...
😭Kulit dan tulangku seperti digergaji lalu direbus dalam belanga
Nyeri... panas....masih terasa
Dagingku pun terasa terlepas dari tulangnya
Duhai ... kerasnya tarikan malakul maut itu...
😭Seandainya aku masih bisa bercerita...
Tentu tak akan tenang tidur teman-temanku yang masih hidup
Seumur hidup mereka tak akan pernah lagi tidur nyenyak..
Andai saja mereka tahu...
😭Baru beberapa saat dalam gelap...
Masih terdengar sayup-sayup suara sandal orang-orang yang meninggalkanku...
Tanah kuburku masih gembur
Baru saja ditidurkan sendirian
Aku lihat tanah kuburan ini makin lama makin menyempit
Dari kiri, kanan, atas dan bawah, makin mendekat
Aku ngeri... mereka terus menghimpitku dengan kejam
😭Aku ingin berteriak...tapi tak mampu...
Tubuhku remuk, rusukku bertindihan
Organ-organ dalamku hancur_
Inilah yang dijanjikan Allah pada semua mayat, termasuk mayat orang shalih
Akankah diluaskan lagi kuburku setelah ini?
Bagaimanakah aku menjawab pertanyaan ujian setelah ini?
O...andaikan aku bisa keluar dari sini...
SAHABATKU . . MASIHKAH KITA INGIN MENAMBAH DOSA2 KITA SETELAH MEMBACA
' JERITAN DARI KUBUR' INI . .
ingat ajal tdk menunggu tobat kita . .dan PASTI DATANG ‼
Semoga kita bisa mengubah sikap dan prilaku kita,untuk menjadi yang lebih baik
Aamiin .....
آمين يارب العالمين
Ya Allah, ampunilah dosaku, dosa ibu bapa ku, keluarga ku,saudaraku dan setiap orang yang meng-klik Suka, share & berkomentar "aamiin" dan jangan Engkau cabut nyawa kami saat tubuh kami tak pantas berada di SurgaMu. Aamiin...
.
Sobat sekarang anda memiliki dua pilihan ,
1. Membiarkan sedikit pengetahuan ini hanya dibaca disini
2. Membagikan pengetahuan ini kesemua temanmu , insyaaaa Allaah bermanfaat dan akan menjadi pahala bagimu. Aamiin...
Boleh di BAGIKAN sebanyak banyak nya.
Sumber Kiriman Group WA
Tahapan Perjalanan Ruh
Mukmin hingga ke Alam Barzakh
Sabtu 24 Agustus 2019 18:45 WIB
Share:
Tahapan Perjalanan Ruh Mukmin hingga ke Alam Barzakh
Tak heran, setelah melihat kenikmatan yang menanti dirinya di negeri
keabadian, seorang mukmin sampai meminta disegerakan Kiamat kepada
Tuhannya. (Ilustrasi: NU Online)
Siapa pun yang yakin akan kematian dan peristiwa gaib lainnya tentu
penasaran ingin mengetahui bagaimana nasib dan perjalanan dirinya kelak.
Namun, tak seorang pun yang boleh menyandarkan berita gaib kecuali
kepada nas Al-Qur’an dan hadits yang sahih.
Berikut ini adalah sebuah hadits sahih yang memuat penjelasan memadai
tentang perjalanan seorang mukmin sejak berhadapan dengan kematian
sampai ditempatkan di liang lahat dan mendapatkan berbagai nikmat kubur.
Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Dawud, Ibnu Majah, dan al-Nasa’i, Ahmad
al-Hakim, dan al-Thayalisi. Dikomentari oleh al-Hakim, “Hadits ini
memenuhi kriteria al-Bukhari dan Muslim.” Pendapat ini pun diakui oleh
al-Dzahabi. (Lihat: Dr. Sulaiman al-Asyqar, Al-Qishash al-Ghaib fi
Shahih al-Hadits al-Nabawi, [Oman: Daru al-Nafa’is], 2007, cet. pertama,
hal. 224). Berikut adalah intisari kisahnya:
Pada suatu hari, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pergi bersama
para sahabat mengantarkan jenazah seorang sahabat Anshar. Setibanya
mereka di pemakaman, penggalian liang lahat belum usai. Maka Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam pun duduk di atas tanah sambil menghadap
kiblat. Sementara para sahabatnya duduk di sekitarnya dengan tenang.
Saking tenangnya, seakan-akan ada burung hinggap di atas kepala mereka.
Melalui hadits ini, perawi hadits menggambarkan bagaimana keadaan di
sekitar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam saat itu. Beliau
mengambil sebuah kayu lalu mengorek-ngorek tanah. Kemudian, beliau
melihat ke langit lalu menunduk. Tak lama, beliau melihat lagi ke langit
kemudian menunduk. Hingga tiga kali. Setelah itu, beliau bersabda
kepada para sahabat, “Memohonlah kalian (perlindungan) kepada Allah dari
siksa kubur.” Sebanyak dua atau tiga kali. Lantas, beliau pun berdiri
dan berdoa:
اَللَهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ
Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari siksa
kubur.” (Sebanyak tiga kali)
Itulah doa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sekaligus menjadi
pembuka atas haditsnya yang panjang. Beliau menggambarkan kepada para
sahabatnya bagaimana keadaan seorang hamba sejak ditemui kematian sampai
dimasukkan ke dalam liang kuburnya, lalu ditinggalkan oleh keluarga,
kolega, dan para sahabat. Lantas apa saja yang menimpa hamba tersebut
setelah itu?
Dikabarkannya bahwa manusia saat dijemput kematian terbagi menjadi dua
golongan: ada yang beriman dan ada yang kufur. Dan perbedaan di antara
keduanya sangat jauh dan mendasar.
Sesungguhnya, seorang hamba yang beriman, ketika hendak meninggalkan
kehidupan dunianya dan memasuki kehidupan akhiratnya, akan didatangi
para malaikat dari langit. Mereka datang dalam rupa terbaik dan akan
menempati sebuah tempat tertentu, seraya mengenakan pakaian yang terbaik
pula. Wajah mereka putih berseri-seri, seakan-akan mentari yang tengah
bersinar. Di tangan mereka terdapat kain kafan dari surga untuk
membungkus ruh sang hamba, lengkap dengan minyak wanginya yang akan
mengharumkan ruh sang sang hamba tadi. Tampak terlihat mereka duduk
sejauh pandangan mata. Bahkan, sebagian orang saleh bisa menceritakan
kejadian yang disaksikannya itu, sementara orang-orang di sekitar mereka
sama sekali tidak melihat apa-apa.
Tak lama berselang, datanglah malaikat maut dan duduk dekat kepala sang
hamba. Dia berkata kepada ruh si hamba:
يا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ ارْجِعِي إِلى رَبِّكِ راضِيَةً
مَرْضِيَّةً
“Wahai jiwa yang tenang…. Keluarlah kepada Tuhanmu dalam keadaan rida
dan diridai,” (QS al-Fajr [89]: 27-28).
Ruh pun tak bisa menunda perintah itu. Ia perlahan mengalir keluar dari
jasad seperti keluarnya air yang bersih dan jernih dari mulut geriba
air.
Setelah ruh mukmin yang bersih dan jernih itu keluar, semua malaikat
langit dan malaikat bumi menshalatkannya. Pintu-pintu langit dibuka.
Setiap penduduk pintu berdoa kepada Allah dan memohon agar ruh hamba itu
diangkat ke tempat mereka.
Begitu ruh sang hamba berhasil dikeluarkan oleh tangan malaikat maut,
maka para malaikat yang hadir menyaksikan kematian tidak membiarkan ruh
itu sekejap mata pun. Mereka langsung mengambilnya dan meletakkannya di
atas kain kafan dan minyak wangi yang mereka bawa dari surga. Demikian
kematian yang digambarkan Allah dalam Al-Qur’an, Dan Dialah yang
mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hamba-Nya, dan diutus-Nya
kepadamu malaikat-malaikat penjaga, sehingga apabila datang kematian
kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh
malaikat-malaikat Kami, dan malaikat- malaikat Kami itu tidak melalaikan
kewajibannya, (QS al-An‘am [6]: 61).
Setelah ruh terpisah dari jasad, terciumlah aroma semerbak wangi,
sampai-sampai memenuhi dunia. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
sendiri telah menggambarkan bagaimana aroma wangi ruh hamba tersebut,
melalui sabdanya, “Aroma itu keluar dari ruh bagaikan minyak kesturi
yang paling wangi yang pernah engkau temukan di muka bumi.”
Rupanya itu ruh yang selalu diharumkan dengan keimanan dan amal-amal
saleh sewaktu di dunia. Dan jejak aroma dari ruh itu jelas diketahui
saat ruh tersebut keluar dari jasadnya dan tercium para malaikat.
Bahkan, aroma wangi dari orang meninggal seperti itu tercium pula oleh
sebagian orang saleh. Dapat dipastikan, aroma wangi itu salah satunya
keluar dari ruh para syuhada. Sebab, banyak sekali kabar mutawatir, baik
yang klasik maupun yang modern, tentang para syuhada yang jasadnya
mengeluarkan aroma wangi yang tercium orang-orang yang masih hidup.
Namun, terkadang ada pula aroma wangi yang lahir dari selain para
syuhada.
Setelah berhasil mengenggam ruh sang hamba, para malaikat langsung
bertolak ke langit tertinggi. Di perjalanan, setiap berjumpa dengan
kerumunan malaikat, mereka ditanya tentang bawaan ruh yang wangi sewangi
minyak misik itu. Salah satu dari mereka menjawab, “Ini adalah ruh
fulan bin fulan.” Tak lupa mereka menyebut nama ruh hamba itu dengan
nama terbaik yang pernah mereka dengar di dunia.
Setibanya di langit dunia, para malaikat pembawa ruh meminta izin kepada
para penjaga langit. Setelah diizinkan masuk, mereka pun diikuti dan
diantar para malaikat di langit dunia sampai ke langit berikutnya.
Begitu seterusnya, hingga di langit ketujuh. Setiba di langit ketujuh,
Rabbul ‘Izzati berfirman, “Tulislah oleh kalian nama hamba-Ku ini di
‘illiyyin,” sebagimana firman-Nya dalam Al-Qur’an:
وَمَا أَدْرَاكَ مَا عِلِّيُّونَ، كِتَابٌ مَرْقُومٌ، يَشْهَدُهُ
الْمُقَرَّبُونَ
"Tahukah kamu apakah 'Illiyyin itu? (Yaitu) kitab yang bertulis, yang
disaksikan oleh malaikat-malaikat yang didekatkan (kepada Allah)," (QS
al-Muthaffifîn [83]: 19-21).
Maka ditulislah nama hamba tersebut pada ‘illiyyin. Lalu dikatakan
kepada mereka: “Kembalikanlah dia ke bumi. Sebab, Aku berjanji kepada
mereka: darinya Aku menciptakan mereka. Ke sana Aku mengembalikan
mereka. Dan darinya Aku mengeluarkan mereka lagi.”
Hal itu sebagaimana dilansir dalam Al-Qur’an:
مِنْها خَلَقْناكُمْ وَفِيها نُعِيدُكُمْ وَمِنْها نُخْرِجُكُمْ تارَةً
أُخْرى
Dari bumi (tanah) itulah Kami menjadikan kalian dan kepadanya Kami akan
mengembalikan kalian dan daripadanya Kami akan mengeluarkan kalian pada
kali yang lain, (QS Thaha [20]: 55).
Setelah melewati perjalanan langit dan namanya dicatat dalam illiyyin,
ruh itu dikembalikan ke bumi dan dimasukkan lagi ke jasadnya. Sehingga,
dia bisa mendengar kembali suara sandal kawan-kawannya yang berpaling
meninggalkan kuburnya dan bertolak ke rumah masing-masing.
Setelah ruh itu dikembalikan ke dalam jasad yang ada di dalam kubur,
maka hanya Allah yang maha mengetahui cara mengembalikannya. Sebab,
keadaan alam kubur atau alam barzakh tidak seperti keadaan di dunia.
Selanjutnya, dia akan didatangi oleh dua malaikat yang berteriak keras
dan kasar. Didudukkanlah hamba tersebut oleh mereka, lalu ditanya
tentang empat hal. Pertanyaan pertama adalah tentang Tuhan yang
disembahnya semasa di dunia. Keduanya bertanya, “Siapakah Tuhanmu?” Maka
hamba itu menjawab, “Tuhanku adalah Allah.” Pertanyaan kedua adalah
tentang agama yang dipeluk dan mengajarkan dirinya beribadah kepada
Tuhannya. Maka hamba itu menjawab, “Agamaku adalah Islam.” Pertanyaan
yang ketiga adalah tentang rasul yang diutus di tengah umat Islam dan
menjadi panutannya. Maka dia akan menjawab, “Rasulku adalah Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam.” Dan pertanyaan yang keempat adalah
tentang amal-amalnya semasa di dunia. Maka dia akan menjawab, “Aku
membaca Kitabullah, beriman kepadanya, bersedekah, dan yang lainnya.”
Pertanyaan-pertanyaan di atas mencerminkan fitnah (ujian) kubur,
sekaligus fitnah terakhir yang dihadapkan kepada seorang mukmin. Saat
itu, tidak berguna sedikit pun kecerdasan, tipu daya, dan cara lain
untuk menyelamatkan dirinya. Andai ada orang kafir yang menghafal
jawaban-jawaban itu dengan benar di dunia, maka jawaban-jawaban tersebut
tidak akan keluar sesuai dengan yang diinginkan. Sebab, orang yang
diberi pertolongan untuk memberikan jawaban yang benar hanyalah orang
mukmin yang ditetapkan Allah keimanan dan amal salehnya. Sehingga dia
bisa menjawab dengan benar. Hal itu sejalan dengan firman-Nya:
يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَياةِ
الدُّنْيا وَفِي الْآخِرَةِ وَيُضِلُّ اللَّهُ الظَّالِمِينَ وَيَفْعَلُ
اللَّهُ مَا يَشاءُ
Artinya: "Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan
yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah
menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang Dia
kehendaki," (QS Ibrahim [14]: 27).
Di sanalah seorang hamba diuji dan diselamatkan dari ujiannya. Namun,
itu semua berkat hidayah Allah dan keimanannya, sehingga bisa memberi
jawaban yang benar sesuai dengan keadaannya semasa di dunia. Setelah
itu, terdengar suara panggilan dari langit yang membenarkan apa yang
disampaikannya, memerintah para malaikat untuk mengubah kuburannya
menjadi salah satu taman surga. Lalu terdengarlah suara dari langit,
“Hamba-Ku itu benar. Maka hamparkanlah sebuah taman dari surga untuknya.
Berilah pakaian dari surga untuknya. Bukalah sebuah pintu ke surga
untuknya.” Maka datanglah aroma wangi dari surga kepadanya. Dan
dilapangkanlah kuburannya sejauh mata memandang.
Hilang seruan itu, datanglah kepada hamba tersebut seorang laki-laki
atau seorang yang menyerupai sosok laki-laki. Laki-laki itu berwajah
tampan, berpakaian bagus, dan beraroma wangi. Kemudian, laki-laki itu
menyampaikan kabar gembira yang menenangkan hatinya. Dalam hadits
ditegaskan, “Datanglah kepadanya seorang laki-laki berwajah tampan,
berpakaian bagus, dan bertubuh wangi. Dia berkata, ‘Gembirakanlah dirimu
dengan kabar yang menenangkanmu. Gembirakanlah dirimu dengan kabar
tentang keridaan Allah dan surga-surga yang berisi aneka kenikmatan
abadi di dalamnya. Inilah harimu yang dijanjikan kepadamu.’”
Sang hamba pun mencoba mencari tahu siapa sesungguhnya laki-laki yang
memberikan kabar gembira kepada dirinya. Dia lalu bertanya, “Semoga
Allah memberikan kabar baik kepadamu, siapakah engkau? Wajahmu adalah
wajah yang membawa kebaikan.”
Namun belakangan sang hamba tahu bahwa laki-laki pembawa kabar gembira
adalah amal saleh yang pernah dikerjakannya selama di dunia. Sementara
harta kekayaan, keluarga, dan anaknya tak lagi di sampingnya. Yang
tertinggal adalah amal baik yang membawa kabar gembira baginya, menemani
dirinya dalam kuburnya. Maka sosok yang diserupakan dengan sosok
laki-laki itu menjawab, “Aku adalah amal salehmu. Demi Allah, aku tidak
mengetahuimu kecuali dulu engkau bergegas menaati Allah. Namun, lamban
dalam melakukan kemaksiatan. Semoga Allah membalas kebaikanmu.”
Di samping itu, Allah juga menjelaskan bagaimana keadaan yang akan
dihadapi seorang hamba pada hari Kiamat, baik hamba yang mukmin maupun
hamba yang kufur. Bagaimana nasib mereka kelak pada hari itu berkat
keimanan dan kesalehan masing-masing. Seperti yang diungkap dalam
hadits, pada hari itu, sebuah pintu dari surga akan dibukakan untuk
hamba yang mukmin.
Sesungguhnya, seorang hamba mukmin akan mengetahui sejauh mana nikmat
Allah kepada dirinya. Bagaimana pula keadaannya jika tidak ditunjukkan
kepada jalan Islam setelah melihat tempatnya di dalam surga kenikmatan.
Karenanya tidaklah heran, setelah melihat kenikmatan yang menanti
dirinya di negeri keabadian, seorang hamba sampai meminta disegerakan
Kiamat kepada Tuhannya. Tujuannya agar dirinya bisa segera menempati
negeri tersebut, menikmati apa yang dijanjikan Allah di dalamnya. Maka
disampaikanlah kepadanya, “Tenanglah. Segala sesuatu telah ditetapkan
waktunya. Ketika waktu itu datang maka apa yang ditetapkan Allah akan
terjadi pasti terjadi.”
Demikian yang terjadi pada seorang hamba mukmin mulai turun sakaratul
maut (sekarat) untuknya hingga datang tuntutan untuknya agar senantiasa
tenang dalam kubur sampai tiba waktu yang telah ditetapkan Allah
(Kiamat), berdasarkan hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang
sahih. Wallahu a’lam.
Ustadz M. Tatam Wijaya, Alumni PP Raudhatul Hafizhiyyah
Sukaraja-Sukabumi, Pengasuh Majelis Taklim “Syubbanul Muttaqin”
Sukanagara-Cianjur, Jawa Barat.
Sumber: https://islam.nu.or.id/post/read/110179/tahapan-perjalanan-ruh-mukmin-hingga-ke-alam-barzakh
Sumber: https://islam.nu.or.id/post/read/110179/tahapan-perjalanan-ruh-mukmin-hingga-ke-alam-barzakh
Tahapan Perjalanan Ruh
Mukmin hingga ke Alam Barzakh
Sabtu 24 Agustus 2019 18:45 WIB
Share:
Tahapan Perjalanan Ruh Mukmin hingga ke Alam Barzakh
Tak heran, setelah melihat kenikmatan yang menanti dirinya di negeri
keabadian, seorang mukmin sampai meminta disegerakan Kiamat kepada
Tuhannya. (Ilustrasi: NU Online)
Siapa pun yang yakin akan kematian dan peristiwa gaib lainnya tentu
penasaran ingin mengetahui bagaimana nasib dan perjalanan dirinya kelak.
Namun, tak seorang pun yang boleh menyandarkan berita gaib kecuali
kepada nas Al-Qur’an dan hadits yang sahih.
Berikut ini adalah sebuah hadits sahih yang memuat penjelasan memadai
tentang perjalanan seorang mukmin sejak berhadapan dengan kematian
sampai ditempatkan di liang lahat dan mendapatkan berbagai nikmat kubur.
Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Dawud, Ibnu Majah, dan al-Nasa’i, Ahmad
al-Hakim, dan al-Thayalisi. Dikomentari oleh al-Hakim, “Hadits ini
memenuhi kriteria al-Bukhari dan Muslim.” Pendapat ini pun diakui oleh
al-Dzahabi. (Lihat: Dr. Sulaiman al-Asyqar, Al-Qishash al-Ghaib fi
Shahih al-Hadits al-Nabawi, [Oman: Daru al-Nafa’is], 2007, cet. pertama,
hal. 224). Berikut adalah intisari kisahnya:
Pada suatu hari, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pergi bersama
para sahabat mengantarkan jenazah seorang sahabat Anshar. Setibanya
mereka di pemakaman, penggalian liang lahat belum usai. Maka Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam pun duduk di atas tanah sambil menghadap
kiblat. Sementara para sahabatnya duduk di sekitarnya dengan tenang.
Saking tenangnya, seakan-akan ada burung hinggap di atas kepala mereka.
Melalui hadits ini, perawi hadits menggambarkan bagaimana keadaan di
sekitar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam saat itu. Beliau
mengambil sebuah kayu lalu mengorek-ngorek tanah. Kemudian, beliau
melihat ke langit lalu menunduk. Tak lama, beliau melihat lagi ke langit
kemudian menunduk. Hingga tiga kali. Setelah itu, beliau bersabda
kepada para sahabat, “Memohonlah kalian (perlindungan) kepada Allah dari
siksa kubur.” Sebanyak dua atau tiga kali. Lantas, beliau pun berdiri
dan berdoa:
اَللَهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ
Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari siksa
kubur.” (Sebanyak tiga kali)
Itulah doa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sekaligus menjadi
pembuka atas haditsnya yang panjang. Beliau menggambarkan kepada para
sahabatnya bagaimana keadaan seorang hamba sejak ditemui kematian sampai
dimasukkan ke dalam liang kuburnya, lalu ditinggalkan oleh keluarga,
kolega, dan para sahabat. Lantas apa saja yang menimpa hamba tersebut
setelah itu?
Dikabarkannya bahwa manusia saat dijemput kematian terbagi menjadi dua
golongan: ada yang beriman dan ada yang kufur. Dan perbedaan di antara
keduanya sangat jauh dan mendasar.
Sesungguhnya, seorang hamba yang beriman, ketika hendak meninggalkan
kehidupan dunianya dan memasuki kehidupan akhiratnya, akan didatangi
para malaikat dari langit. Mereka datang dalam rupa terbaik dan akan
menempati sebuah tempat tertentu, seraya mengenakan pakaian yang terbaik
pula. Wajah mereka putih berseri-seri, seakan-akan mentari yang tengah
bersinar. Di tangan mereka terdapat kain kafan dari surga untuk
membungkus ruh sang hamba, lengkap dengan minyak wanginya yang akan
mengharumkan ruh sang sang hamba tadi. Tampak terlihat mereka duduk
sejauh pandangan mata. Bahkan, sebagian orang saleh bisa menceritakan
kejadian yang disaksikannya itu, sementara orang-orang di sekitar mereka
sama sekali tidak melihat apa-apa.
Tak lama berselang, datanglah malaikat maut dan duduk dekat kepala sang
hamba. Dia berkata kepada ruh si hamba:
يا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ ارْجِعِي إِلى رَبِّكِ راضِيَةً
مَرْضِيَّةً
“Wahai jiwa yang tenang…. Keluarlah kepada Tuhanmu dalam keadaan rida
dan diridai,” (QS al-Fajr [89]: 27-28).
Ruh pun tak bisa menunda perintah itu. Ia perlahan mengalir keluar dari
jasad seperti keluarnya air yang bersih dan jernih dari mulut geriba
air.
Setelah ruh mukmin yang bersih dan jernih itu keluar, semua malaikat
langit dan malaikat bumi menshalatkannya. Pintu-pintu langit dibuka.
Setiap penduduk pintu berdoa kepada Allah dan memohon agar ruh hamba itu
diangkat ke tempat mereka.
Begitu ruh sang hamba berhasil dikeluarkan oleh tangan malaikat maut,
maka para malaikat yang hadir menyaksikan kematian tidak membiarkan ruh
itu sekejap mata pun. Mereka langsung mengambilnya dan meletakkannya di
atas kain kafan dan minyak wangi yang mereka bawa dari surga. Demikian
kematian yang digambarkan Allah dalam Al-Qur’an, Dan Dialah yang
mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hamba-Nya, dan diutus-Nya
kepadamu malaikat-malaikat penjaga, sehingga apabila datang kematian
kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh
malaikat-malaikat Kami, dan malaikat- malaikat Kami itu tidak melalaikan
kewajibannya, (QS al-An‘am [6]: 61).
Setelah ruh terpisah dari jasad, terciumlah aroma semerbak wangi,
sampai-sampai memenuhi dunia. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
sendiri telah menggambarkan bagaimana aroma wangi ruh hamba tersebut,
melalui sabdanya, “Aroma itu keluar dari ruh bagaikan minyak kesturi
yang paling wangi yang pernah engkau temukan di muka bumi.”
Rupanya itu ruh yang selalu diharumkan dengan keimanan dan amal-amal
saleh sewaktu di dunia. Dan jejak aroma dari ruh itu jelas diketahui
saat ruh tersebut keluar dari jasadnya dan tercium para malaikat.
Bahkan, aroma wangi dari orang meninggal seperti itu tercium pula oleh
sebagian orang saleh. Dapat dipastikan, aroma wangi itu salah satunya
keluar dari ruh para syuhada. Sebab, banyak sekali kabar mutawatir, baik
yang klasik maupun yang modern, tentang para syuhada yang jasadnya
mengeluarkan aroma wangi yang tercium orang-orang yang masih hidup.
Namun, terkadang ada pula aroma wangi yang lahir dari selain para
syuhada.
Setelah berhasil mengenggam ruh sang hamba, para malaikat langsung
bertolak ke langit tertinggi. Di perjalanan, setiap berjumpa dengan
kerumunan malaikat, mereka ditanya tentang bawaan ruh yang wangi sewangi
minyak misik itu. Salah satu dari mereka menjawab, “Ini adalah ruh
fulan bin fulan.” Tak lupa mereka menyebut nama ruh hamba itu dengan
nama terbaik yang pernah mereka dengar di dunia.
Setibanya di langit dunia, para malaikat pembawa ruh meminta izin kepada
para penjaga langit. Setelah diizinkan masuk, mereka pun diikuti dan
diantar para malaikat di langit dunia sampai ke langit berikutnya.
Begitu seterusnya, hingga di langit ketujuh. Setiba di langit ketujuh,
Rabbul ‘Izzati berfirman, “Tulislah oleh kalian nama hamba-Ku ini di
‘illiyyin,” sebagimana firman-Nya dalam Al-Qur’an:
وَمَا أَدْرَاكَ مَا عِلِّيُّونَ، كِتَابٌ مَرْقُومٌ، يَشْهَدُهُ
الْمُقَرَّبُونَ
"Tahukah kamu apakah 'Illiyyin itu? (Yaitu) kitab yang bertulis, yang
disaksikan oleh malaikat-malaikat yang didekatkan (kepada Allah)," (QS
al-Muthaffifîn [83]: 19-21).
Maka ditulislah nama hamba tersebut pada ‘illiyyin. Lalu dikatakan
kepada mereka: “Kembalikanlah dia ke bumi. Sebab, Aku berjanji kepada
mereka: darinya Aku menciptakan mereka. Ke sana Aku mengembalikan
mereka. Dan darinya Aku mengeluarkan mereka lagi.”
Hal itu sebagaimana dilansir dalam Al-Qur’an:
مِنْها خَلَقْناكُمْ وَفِيها نُعِيدُكُمْ وَمِنْها نُخْرِجُكُمْ تارَةً
أُخْرى
Dari bumi (tanah) itulah Kami menjadikan kalian dan kepadanya Kami akan
mengembalikan kalian dan daripadanya Kami akan mengeluarkan kalian pada
kali yang lain, (QS Thaha [20]: 55).
Setelah melewati perjalanan langit dan namanya dicatat dalam illiyyin,
ruh itu dikembalikan ke bumi dan dimasukkan lagi ke jasadnya. Sehingga,
dia bisa mendengar kembali suara sandal kawan-kawannya yang berpaling
meninggalkan kuburnya dan bertolak ke rumah masing-masing.
Setelah ruh itu dikembalikan ke dalam jasad yang ada di dalam kubur,
maka hanya Allah yang maha mengetahui cara mengembalikannya. Sebab,
keadaan alam kubur atau alam barzakh tidak seperti keadaan di dunia.
Selanjutnya, dia akan didatangi oleh dua malaikat yang berteriak keras
dan kasar. Didudukkanlah hamba tersebut oleh mereka, lalu ditanya
tentang empat hal. Pertanyaan pertama adalah tentang Tuhan yang
disembahnya semasa di dunia. Keduanya bertanya, “Siapakah Tuhanmu?” Maka
hamba itu menjawab, “Tuhanku adalah Allah.” Pertanyaan kedua adalah
tentang agama yang dipeluk dan mengajarkan dirinya beribadah kepada
Tuhannya. Maka hamba itu menjawab, “Agamaku adalah Islam.” Pertanyaan
yang ketiga adalah tentang rasul yang diutus di tengah umat Islam dan
menjadi panutannya. Maka dia akan menjawab, “Rasulku adalah Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam.” Dan pertanyaan yang keempat adalah
tentang amal-amalnya semasa di dunia. Maka dia akan menjawab, “Aku
membaca Kitabullah, beriman kepadanya, bersedekah, dan yang lainnya.”
Pertanyaan-pertanyaan di atas mencerminkan fitnah (ujian) kubur,
sekaligus fitnah terakhir yang dihadapkan kepada seorang mukmin. Saat
itu, tidak berguna sedikit pun kecerdasan, tipu daya, dan cara lain
untuk menyelamatkan dirinya. Andai ada orang kafir yang menghafal
jawaban-jawaban itu dengan benar di dunia, maka jawaban-jawaban tersebut
tidak akan keluar sesuai dengan yang diinginkan. Sebab, orang yang
diberi pertolongan untuk memberikan jawaban yang benar hanyalah orang
mukmin yang ditetapkan Allah keimanan dan amal salehnya. Sehingga dia
bisa menjawab dengan benar. Hal itu sejalan dengan firman-Nya:
يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَياةِ
الدُّنْيا وَفِي الْآخِرَةِ وَيُضِلُّ اللَّهُ الظَّالِمِينَ وَيَفْعَلُ
اللَّهُ مَا يَشاءُ
Artinya: "Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan
yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah
menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang Dia
kehendaki," (QS Ibrahim [14]: 27).
Di sanalah seorang hamba diuji dan diselamatkan dari ujiannya. Namun,
itu semua berkat hidayah Allah dan keimanannya, sehingga bisa memberi
jawaban yang benar sesuai dengan keadaannya semasa di dunia. Setelah
itu, terdengar suara panggilan dari langit yang membenarkan apa yang
disampaikannya, memerintah para malaikat untuk mengubah kuburannya
menjadi salah satu taman surga. Lalu terdengarlah suara dari langit,
“Hamba-Ku itu benar. Maka hamparkanlah sebuah taman dari surga untuknya.
Berilah pakaian dari surga untuknya. Bukalah sebuah pintu ke surga
untuknya.” Maka datanglah aroma wangi dari surga kepadanya. Dan
dilapangkanlah kuburannya sejauh mata memandang.
Hilang seruan itu, datanglah kepada hamba tersebut seorang laki-laki
atau seorang yang menyerupai sosok laki-laki. Laki-laki itu berwajah
tampan, berpakaian bagus, dan beraroma wangi. Kemudian, laki-laki itu
menyampaikan kabar gembira yang menenangkan hatinya. Dalam hadits
ditegaskan, “Datanglah kepadanya seorang laki-laki berwajah tampan,
berpakaian bagus, dan bertubuh wangi. Dia berkata, ‘Gembirakanlah dirimu
dengan kabar yang menenangkanmu. Gembirakanlah dirimu dengan kabar
tentang keridaan Allah dan surga-surga yang berisi aneka kenikmatan
abadi di dalamnya. Inilah harimu yang dijanjikan kepadamu.’”
Sang hamba pun mencoba mencari tahu siapa sesungguhnya laki-laki yang
memberikan kabar gembira kepada dirinya. Dia lalu bertanya, “Semoga
Allah memberikan kabar baik kepadamu, siapakah engkau? Wajahmu adalah
wajah yang membawa kebaikan.”
Namun belakangan sang hamba tahu bahwa laki-laki pembawa kabar gembira
adalah amal saleh yang pernah dikerjakannya selama di dunia. Sementara
harta kekayaan, keluarga, dan anaknya tak lagi di sampingnya. Yang
tertinggal adalah amal baik yang membawa kabar gembira baginya, menemani
dirinya dalam kuburnya. Maka sosok yang diserupakan dengan sosok
laki-laki itu menjawab, “Aku adalah amal salehmu. Demi Allah, aku tidak
mengetahuimu kecuali dulu engkau bergegas menaati Allah. Namun, lamban
dalam melakukan kemaksiatan. Semoga Allah membalas kebaikanmu.”
Di samping itu, Allah juga menjelaskan bagaimana keadaan yang akan
dihadapi seorang hamba pada hari Kiamat, baik hamba yang mukmin maupun
hamba yang kufur. Bagaimana nasib mereka kelak pada hari itu berkat
keimanan dan kesalehan masing-masing. Seperti yang diungkap dalam
hadits, pada hari itu, sebuah pintu dari surga akan dibukakan untuk
hamba yang mukmin.
Sesungguhnya, seorang hamba mukmin akan mengetahui sejauh mana nikmat
Allah kepada dirinya. Bagaimana pula keadaannya jika tidak ditunjukkan
kepada jalan Islam setelah melihat tempatnya di dalam surga kenikmatan.
Karenanya tidaklah heran, setelah melihat kenikmatan yang menanti
dirinya di negeri keabadian, seorang hamba sampai meminta disegerakan
Kiamat kepada Tuhannya. Tujuannya agar dirinya bisa segera menempati
negeri tersebut, menikmati apa yang dijanjikan Allah di dalamnya. Maka
disampaikanlah kepadanya, “Tenanglah. Segala sesuatu telah ditetapkan
waktunya. Ketika waktu itu datang maka apa yang ditetapkan Allah akan
terjadi pasti terjadi.”
Demikian yang terjadi pada seorang hamba mukmin mulai turun sakaratul
maut (sekarat) untuknya hingga datang tuntutan untuknya agar senantiasa
tenang dalam kubur sampai tiba waktu yang telah ditetapkan Allah
(Kiamat), berdasarkan hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang
sahih. Wallahu a’lam.
Ustadz M. Tatam Wijaya, Alumni PP Raudhatul Hafizhiyyah
Sukaraja-Sukabumi, Pengasuh Majelis Taklim “Syubbanul Muttaqin”
Sukanagara-Cianjur, Jawa Barat.
Sumber: https://islam.nu.or.id/post/read/110179/tahapan-perjalanan-ruh-mukmin-hingga-ke-alam-barzakh
Sumber: https://islam.nu.or.id/post/read/110179/tahapan-perjalanan-ruh-mukmin-hingga-ke-alam-barzakh
Topi Pegawai BKIPM
Cuma 75 Ribu
Berminat Hub 081342791003
Pegawai Pelabuhan Perikanan
|
Cari Kos Kosan di Kota Kendari ini tempatnya
Lihat Vidio Kos Putri Salsabilla Kendari
Hub 081342791003 |
Berminat Hub 081342791003
Menyediakan Batik Motif IKan
Untuk Melihat Klik
Yang Berminat Hub 081342791003
|
Miliki Kavling tanah di Pusat Pemerintahan Kabupaten Bima di
Investasi
Kavling Tanah Perumahan di Griya Godo Permai yang merupakan Daerah
Pengembangan Ibu Kota Kabupaten Bima Nusa Tenggara Barat. Jarak hanya + 1
Kilo meter dari Kantor Bupati Kab. Bima dan dari jalan utama hanya +
500 Meter.
Berminat Hub 081342791003
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar