11 April, 2020

PINJAMI AKU SATU HARI SAJA

..Perlahan....tubuhku diturunkan ke dalam lubang yang sempit...
Namun dengan cepat kemudian badanku ditimbun tanah
Lalu semua orang meninggalkanku
Masih terdengar jelas langkah kaki mereka

😭 _Kini aku sendirian...!_di tempat yang gelap, tak pernah terbayangkan
Sekarang aku sendiri, menunggu ujian
Suami/istri belahan jiwa pun pergi
Anak... yang di tubuhnya mengalir darahku... juga pergi
Apalagi sahabatku... kawan dekat... rekan bisnis...

😭 Ternyata aku bukan siapa-siapa lagi bagi mereka!!
Menyesal pun... tiada berguna
Taubat tak lagi diterima
Minta maaf... tak lagi didengar..
Kini aku sendirian mempertanggungjawabkan apa yang pernah aku lakukan...

😭Ya Allah, kalau boleh...
Tolong pinjamkan satu hari saja milik-Mu
Aku akan berkeliling mohon maaf kepada mereka
Yang telah merasakan kezalimanku
Yang susah dan sedih karena ulahku
Yang aku sakiti hatinya
Yang telah aku bohongi

😭Ya Allah,,,berikan aku satu hari saja . .
Untuk memberi seluruh baktiku untuk ayah ibu tercinta
Demi memohon maaf atas kata-kataku yang keras lagi tak sopan
Maafkan aku, Ayah..Ibu..,
Aku sungguh ingin sujud memohon ridha mereka
Maafkan aku
Aku ingin mengatakan bahwa aku sangat berterimakasih
Atas apa yang mereka korbankan untukku

😭Ya Allah... pinjamkan satu hari saja . .
Yang akan aku gunakan setiap detiknya
Untuk ruku' dan sujud kepada-Mu
Beramal shalih dengan tulus
Menyedekahkan seluruh hartaku yang tersisa, di jalan-Mu

😭Menyesaaaaal... sekali rasanya !
Waktu-waktuku berlalu dengan sia-sia
Bahkan Al Qur'an firman-Mu dengan malas-malasan kubaca
Andai kubisa putar ulang waktu itu..
Tapi... aku telah dimakamkan hari ini...

😭 Sakitnya sakaratul maut masih menancap pada setiap sendi tubuhku yang kini kaku
Tenggorokanku serasa ditancapi dahan besar yang penuh duri tajam
Lalu dahan itu ditarik dengan sekuat tenaga oleh malaikat maut
Sakit.... sakit sekali...
Seratus tahun pun tak hilang rasa sakit ini...

😭Kulit dan tulangku seperti digergaji lalu direbus dalam belanga
Nyeri... panas....masih terasa
Dagingku pun terasa terlepas dari tulangnya
Duhai ... kerasnya tarikan malakul maut itu...

😭Seandainya aku masih bisa bercerita...
Tentu tak akan tenang tidur teman-temanku yang masih hidup
Seumur hidup mereka tak akan pernah lagi tidur nyenyak..
Andai saja mereka tahu...

😭Baru beberapa saat dalam gelap...
Masih terdengar sayup-sayup suara sandal orang-orang yang meninggalkanku...
Tanah kuburku masih gembur
Baru saja ditidurkan sendirian
Aku lihat tanah kuburan ini makin lama makin menyempit
Dari kiri, kanan, atas dan bawah, makin mendekat
Aku ngeri... mereka terus menghimpitku dengan kejam

😭Aku ingin berteriak...tapi tak mampu...
Tubuhku remuk, rusukku bertindihan
Organ-organ dalamku hancur_
Inilah yang dijanjikan Allah pada semua mayat, termasuk mayat orang shalih
Akankah diluaskan lagi kuburku setelah ini?
Bagaimanakah aku menjawab pertanyaan ujian setelah ini?
O...andaikan aku bisa keluar dari sini...

SAHABATKU . . MASIHKAH KITA INGIN MENAMBAH DOSA2 KITA SETELAH MEMBACA
' JERITAN DARI KUBUR' INI . .
ingat ajal tdk menunggu tobat kita . .dan PASTI DATANG ‼

Semoga kita bisa mengubah sikap dan prilaku kita,untuk menjadi yang lebih baik
Aamiin .....
آمين يارب العالمين

Ya Allah, ampunilah dosaku, dosa ibu bapa ku, keluarga ku,saudaraku dan setiap orang yang meng-klik Suka, share & berkomentar "aamiin" dan jangan Engkau cabut nyawa kami saat tubuh kami tak pantas berada di SurgaMu. Aamiin...
.
Sobat sekarang anda memiliki dua pilihan ,
1. Membiarkan sedikit pengetahuan ini hanya dibaca disini
2. Membagikan pengetahuan ini kesemua temanmu , insyaaaa Allaah bermanfaat dan akan menjadi pahala bagimu. Aamiin...

Boleh di BAGIKAN sebanyak banyak nya.


Sumber Kiriman Group WA


Tahapan Perjalanan Ruh Mukmin hingga ke Alam Barzakh Sabtu 24 Agustus 2019 18:45 WIB Share: Tahapan Perjalanan Ruh Mukmin hingga ke Alam Barzakh Tak heran, setelah melihat kenikmatan yang menanti dirinya di negeri keabadian, seorang mukmin sampai meminta disegerakan Kiamat kepada Tuhannya. (Ilustrasi: NU Online) Siapa pun yang yakin akan kematian dan peristiwa gaib lainnya tentu penasaran ingin mengetahui bagaimana nasib dan perjalanan dirinya kelak. Namun, tak seorang pun yang boleh menyandarkan berita gaib kecuali kepada nas Al-Qur’an dan hadits yang sahih. Berikut ini adalah sebuah hadits sahih yang memuat penjelasan memadai tentang perjalanan seorang mukmin sejak berhadapan dengan kematian sampai ditempatkan di liang lahat dan mendapatkan berbagai nikmat kubur. Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Dawud, Ibnu Majah, dan al-Nasa’i, Ahmad al-Hakim, dan al-Thayalisi. Dikomentari oleh al-Hakim, “Hadits ini memenuhi kriteria al-Bukhari dan Muslim.” Pendapat ini pun diakui oleh al-Dzahabi. (Lihat: Dr. Sulaiman al-Asyqar, Al-Qishash al-Ghaib fi Shahih al-Hadits al-Nabawi, [Oman: Daru al-Nafa’is], 2007, cet. pertama, hal. 224). Berikut adalah intisari kisahnya: Pada suatu hari, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pergi bersama para sahabat mengantarkan jenazah seorang sahabat Anshar. Setibanya mereka di pemakaman, penggalian liang lahat belum usai. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun duduk di atas tanah sambil menghadap kiblat. Sementara para sahabatnya duduk di sekitarnya dengan tenang. Saking tenangnya, seakan-akan ada burung hinggap di atas kepala mereka. Melalui hadits ini, perawi hadits menggambarkan bagaimana keadaan di sekitar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam saat itu. Beliau mengambil sebuah kayu lalu mengorek-ngorek tanah. Kemudian, beliau melihat ke langit lalu menunduk. Tak lama, beliau melihat lagi ke langit kemudian menunduk. Hingga tiga kali. Setelah itu, beliau bersabda kepada para sahabat, “Memohonlah kalian (perlindungan) kepada Allah dari siksa kubur.” Sebanyak dua atau tiga kali. Lantas, beliau pun berdiri dan berdoa: اَللَهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur.” (Sebanyak tiga kali) Itulah doa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sekaligus menjadi pembuka atas haditsnya yang panjang. Beliau menggambarkan kepada para sahabatnya bagaimana keadaan seorang hamba sejak ditemui kematian sampai dimasukkan ke dalam liang kuburnya, lalu ditinggalkan oleh keluarga, kolega, dan para sahabat. Lantas apa saja yang menimpa hamba tersebut setelah itu? Dikabarkannya bahwa manusia saat dijemput kematian terbagi menjadi dua golongan: ada yang beriman dan ada yang kufur. Dan perbedaan di antara keduanya sangat jauh dan mendasar. Sesungguhnya, seorang hamba yang beriman, ketika hendak meninggalkan kehidupan dunianya dan memasuki kehidupan akhiratnya, akan didatangi para malaikat dari langit. Mereka datang dalam rupa terbaik dan akan menempati sebuah tempat tertentu, seraya mengenakan pakaian yang terbaik pula. Wajah mereka putih berseri-seri, seakan-akan mentari yang tengah bersinar. Di tangan mereka terdapat kain kafan dari surga untuk membungkus ruh sang hamba, lengkap dengan minyak wanginya yang akan mengharumkan ruh sang sang hamba tadi. Tampak terlihat mereka duduk sejauh pandangan mata. Bahkan, sebagian orang saleh bisa menceritakan kejadian yang disaksikannya itu, sementara orang-orang di sekitar mereka sama sekali tidak melihat apa-apa. Tak lama berselang, datanglah malaikat maut dan duduk dekat kepala sang hamba. Dia berkata kepada ruh si hamba: يا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ ارْجِعِي إِلى رَبِّكِ راضِيَةً مَرْضِيَّةً “Wahai jiwa yang tenang…. Keluarlah kepada Tuhanmu dalam keadaan rida dan diridai,” (QS al-Fajr [89]: 27-28). Ruh pun tak bisa menunda perintah itu. Ia perlahan mengalir keluar dari jasad seperti keluarnya air yang bersih dan jernih dari mulut geriba air. Setelah ruh mukmin yang bersih dan jernih itu keluar, semua malaikat langit dan malaikat bumi menshalatkannya. Pintu-pintu langit dibuka. Setiap penduduk pintu berdoa kepada Allah dan memohon agar ruh hamba itu diangkat ke tempat mereka. Begitu ruh sang hamba berhasil dikeluarkan oleh tangan malaikat maut, maka para malaikat yang hadir menyaksikan kematian tidak membiarkan ruh itu sekejap mata pun. Mereka langsung mengambilnya dan meletakkannya di atas kain kafan dan minyak wangi yang mereka bawa dari surga. Demikian kematian yang digambarkan Allah dalam Al-Qur’an, Dan Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hamba-Nya, dan diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat penjaga, sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat- malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajibannya, (QS al-An‘am [6]: 61). Setelah ruh terpisah dari jasad, terciumlah aroma semerbak wangi, sampai-sampai memenuhi dunia. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sendiri telah menggambarkan bagaimana aroma wangi ruh hamba tersebut, melalui sabdanya, “Aroma itu keluar dari ruh bagaikan minyak kesturi yang paling wangi yang pernah engkau temukan di muka bumi.” Rupanya itu ruh yang selalu diharumkan dengan keimanan dan amal-amal saleh sewaktu di dunia. Dan jejak aroma dari ruh itu jelas diketahui saat ruh tersebut keluar dari jasadnya dan tercium para malaikat. Bahkan, aroma wangi dari orang meninggal seperti itu tercium pula oleh sebagian orang saleh. Dapat dipastikan, aroma wangi itu salah satunya keluar dari ruh para syuhada. Sebab, banyak sekali kabar mutawatir, baik yang klasik maupun yang modern, tentang para syuhada yang jasadnya mengeluarkan aroma wangi yang tercium orang-orang yang masih hidup. Namun, terkadang ada pula aroma wangi yang lahir dari selain para syuhada. Setelah berhasil mengenggam ruh sang hamba, para malaikat langsung bertolak ke langit tertinggi. Di perjalanan, setiap berjumpa dengan kerumunan malaikat, mereka ditanya tentang bawaan ruh yang wangi sewangi minyak misik itu. Salah satu dari mereka menjawab, “Ini adalah ruh fulan bin fulan.” Tak lupa mereka menyebut nama ruh hamba itu dengan nama terbaik yang pernah mereka dengar di dunia. Setibanya di langit dunia, para malaikat pembawa ruh meminta izin kepada para penjaga langit. Setelah diizinkan masuk, mereka pun diikuti dan diantar para malaikat di langit dunia sampai ke langit berikutnya. Begitu seterusnya, hingga di langit ketujuh. Setiba di langit ketujuh, Rabbul ‘Izzati berfirman, “Tulislah oleh kalian nama hamba-Ku ini di ‘illiyyin,” sebagimana firman-Nya dalam Al-Qur’an: وَمَا أَدْرَاكَ مَا عِلِّيُّونَ، كِتَابٌ مَرْقُومٌ، يَشْهَدُهُ الْمُقَرَّبُونَ "Tahukah kamu apakah 'Illiyyin itu? (Yaitu) kitab yang bertulis, yang disaksikan oleh malaikat-malaikat yang didekatkan (kepada Allah)," (QS al-Muthaffifîn [83]: 19-21). Maka ditulislah nama hamba tersebut pada ‘illiyyin. Lalu dikatakan kepada mereka: “Kembalikanlah dia ke bumi. Sebab, Aku berjanji kepada mereka: darinya Aku menciptakan mereka. Ke sana Aku mengembalikan mereka. Dan darinya Aku mengeluarkan mereka lagi.” Hal itu sebagaimana dilansir dalam Al-Qur’an: مِنْها خَلَقْناكُمْ وَفِيها نُعِيدُكُمْ وَمِنْها نُخْرِجُكُمْ تارَةً أُخْرى Dari bumi (tanah) itulah Kami menjadikan kalian dan kepadanya Kami akan mengembalikan kalian dan daripadanya Kami akan mengeluarkan kalian pada kali yang lain, (QS Thaha [20]: 55). Setelah melewati perjalanan langit dan namanya dicatat dalam illiyyin, ruh itu dikembalikan ke bumi dan dimasukkan lagi ke jasadnya. Sehingga, dia bisa mendengar kembali suara sandal kawan-kawannya yang berpaling meninggalkan kuburnya dan bertolak ke rumah masing-masing. Setelah ruh itu dikembalikan ke dalam jasad yang ada di dalam kubur, maka hanya Allah yang maha mengetahui cara mengembalikannya. Sebab, keadaan alam kubur atau alam barzakh tidak seperti keadaan di dunia. Selanjutnya, dia akan didatangi oleh dua malaikat yang berteriak keras dan kasar. Didudukkanlah hamba tersebut oleh mereka, lalu ditanya tentang empat hal. Pertanyaan pertama adalah tentang Tuhan yang disembahnya semasa di dunia. Keduanya bertanya, “Siapakah Tuhanmu?” Maka hamba itu menjawab, “Tuhanku adalah Allah.” Pertanyaan kedua adalah tentang agama yang dipeluk dan mengajarkan dirinya beribadah kepada Tuhannya. Maka hamba itu menjawab, “Agamaku adalah Islam.” Pertanyaan yang ketiga adalah tentang rasul yang diutus di tengah umat Islam dan menjadi panutannya. Maka dia akan menjawab, “Rasulku adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.” Dan pertanyaan yang keempat adalah tentang amal-amalnya semasa di dunia. Maka dia akan menjawab, “Aku membaca Kitabullah, beriman kepadanya, bersedekah, dan yang lainnya.” Pertanyaan-pertanyaan di atas mencerminkan fitnah (ujian) kubur, sekaligus fitnah terakhir yang dihadapkan kepada seorang mukmin. Saat itu, tidak berguna sedikit pun kecerdasan, tipu daya, dan cara lain untuk menyelamatkan dirinya. Andai ada orang kafir yang menghafal jawaban-jawaban itu dengan benar di dunia, maka jawaban-jawaban tersebut tidak akan keluar sesuai dengan yang diinginkan. Sebab, orang yang diberi pertolongan untuk memberikan jawaban yang benar hanyalah orang mukmin yang ditetapkan Allah keimanan dan amal salehnya. Sehingga dia bisa menjawab dengan benar. Hal itu sejalan dengan firman-Nya: يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَياةِ الدُّنْيا وَفِي الْآخِرَةِ وَيُضِلُّ اللَّهُ الظَّالِمِينَ وَيَفْعَلُ اللَّهُ مَا يَشاءُ Artinya: "Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki," (QS Ibrahim [14]: 27). Di sanalah seorang hamba diuji dan diselamatkan dari ujiannya. Namun, itu semua berkat hidayah Allah dan keimanannya, sehingga bisa memberi jawaban yang benar sesuai dengan keadaannya semasa di dunia. Setelah itu, terdengar suara panggilan dari langit yang membenarkan apa yang disampaikannya, memerintah para malaikat untuk mengubah kuburannya menjadi salah satu taman surga. Lalu terdengarlah suara dari langit, “Hamba-Ku itu benar. Maka hamparkanlah sebuah taman dari surga untuknya. Berilah pakaian dari surga untuknya. Bukalah sebuah pintu ke surga untuknya.” Maka datanglah aroma wangi dari surga kepadanya. Dan dilapangkanlah kuburannya sejauh mata memandang. Hilang seruan itu, datanglah kepada hamba tersebut seorang laki-laki atau seorang yang menyerupai sosok laki-laki. Laki-laki itu berwajah tampan, berpakaian bagus, dan beraroma wangi. Kemudian, laki-laki itu menyampaikan kabar gembira yang menenangkan hatinya. Dalam hadits ditegaskan, “Datanglah kepadanya seorang laki-laki berwajah tampan, berpakaian bagus, dan bertubuh wangi. Dia berkata, ‘Gembirakanlah dirimu dengan kabar yang menenangkanmu. Gembirakanlah dirimu dengan kabar tentang keridaan Allah dan surga-surga yang berisi aneka kenikmatan abadi di dalamnya. Inilah harimu yang dijanjikan kepadamu.’” Sang hamba pun mencoba mencari tahu siapa sesungguhnya laki-laki yang memberikan kabar gembira kepada dirinya. Dia lalu bertanya, “Semoga Allah memberikan kabar baik kepadamu, siapakah engkau? Wajahmu adalah wajah yang membawa kebaikan.” Namun belakangan sang hamba tahu bahwa laki-laki pembawa kabar gembira adalah amal saleh yang pernah dikerjakannya selama di dunia. Sementara harta kekayaan, keluarga, dan anaknya tak lagi di sampingnya. Yang tertinggal adalah amal baik yang membawa kabar gembira baginya, menemani dirinya dalam kuburnya. Maka sosok yang diserupakan dengan sosok laki-laki itu menjawab, “Aku adalah amal salehmu. Demi Allah, aku tidak mengetahuimu kecuali dulu engkau bergegas menaati Allah. Namun, lamban dalam melakukan kemaksiatan. Semoga Allah membalas kebaikanmu.” Di samping itu, Allah juga menjelaskan bagaimana keadaan yang akan dihadapi seorang hamba pada hari Kiamat, baik hamba yang mukmin maupun hamba yang kufur. Bagaimana nasib mereka kelak pada hari itu berkat keimanan dan kesalehan masing-masing. Seperti yang diungkap dalam hadits, pada hari itu, sebuah pintu dari surga akan dibukakan untuk hamba yang mukmin. Sesungguhnya, seorang hamba mukmin akan mengetahui sejauh mana nikmat Allah kepada dirinya. Bagaimana pula keadaannya jika tidak ditunjukkan kepada jalan Islam setelah melihat tempatnya di dalam surga kenikmatan. Karenanya tidaklah heran, setelah melihat kenikmatan yang menanti dirinya di negeri keabadian, seorang hamba sampai meminta disegerakan Kiamat kepada Tuhannya. Tujuannya agar dirinya bisa segera menempati negeri tersebut, menikmati apa yang dijanjikan Allah di dalamnya. Maka disampaikanlah kepadanya, “Tenanglah. Segala sesuatu telah ditetapkan waktunya. Ketika waktu itu datang maka apa yang ditetapkan Allah akan terjadi pasti terjadi.” Demikian yang terjadi pada seorang hamba mukmin mulai turun sakaratul maut (sekarat) untuknya hingga datang tuntutan untuknya agar senantiasa tenang dalam kubur sampai tiba waktu yang telah ditetapkan Allah (Kiamat), berdasarkan hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang sahih. Wallahu a’lam. Ustadz M. Tatam Wijaya, Alumni PP Raudhatul Hafizhiyyah Sukaraja-Sukabumi, Pengasuh Majelis Taklim “Syubbanul Muttaqin” Sukanagara-Cianjur, Jawa Barat.

Sumber: https://islam.nu.or.id/post/read/110179/tahapan-perjalanan-ruh-mukmin-hingga-ke-alam-barzakh
Tahapan Perjalanan Ruh Mukmin hingga ke Alam Barzakh Sabtu 24 Agustus 2019 18:45 WIB Share: Tahapan Perjalanan Ruh Mukmin hingga ke Alam Barzakh Tak heran, setelah melihat kenikmatan yang menanti dirinya di negeri keabadian, seorang mukmin sampai meminta disegerakan Kiamat kepada Tuhannya. (Ilustrasi: NU Online) Siapa pun yang yakin akan kematian dan peristiwa gaib lainnya tentu penasaran ingin mengetahui bagaimana nasib dan perjalanan dirinya kelak. Namun, tak seorang pun yang boleh menyandarkan berita gaib kecuali kepada nas Al-Qur’an dan hadits yang sahih. Berikut ini adalah sebuah hadits sahih yang memuat penjelasan memadai tentang perjalanan seorang mukmin sejak berhadapan dengan kematian sampai ditempatkan di liang lahat dan mendapatkan berbagai nikmat kubur. Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Dawud, Ibnu Majah, dan al-Nasa’i, Ahmad al-Hakim, dan al-Thayalisi. Dikomentari oleh al-Hakim, “Hadits ini memenuhi kriteria al-Bukhari dan Muslim.” Pendapat ini pun diakui oleh al-Dzahabi. (Lihat: Dr. Sulaiman al-Asyqar, Al-Qishash al-Ghaib fi Shahih al-Hadits al-Nabawi, [Oman: Daru al-Nafa’is], 2007, cet. pertama, hal. 224). Berikut adalah intisari kisahnya: Pada suatu hari, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pergi bersama para sahabat mengantarkan jenazah seorang sahabat Anshar. Setibanya mereka di pemakaman, penggalian liang lahat belum usai. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun duduk di atas tanah sambil menghadap kiblat. Sementara para sahabatnya duduk di sekitarnya dengan tenang. Saking tenangnya, seakan-akan ada burung hinggap di atas kepala mereka. Melalui hadits ini, perawi hadits menggambarkan bagaimana keadaan di sekitar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam saat itu. Beliau mengambil sebuah kayu lalu mengorek-ngorek tanah. Kemudian, beliau melihat ke langit lalu menunduk. Tak lama, beliau melihat lagi ke langit kemudian menunduk. Hingga tiga kali. Setelah itu, beliau bersabda kepada para sahabat, “Memohonlah kalian (perlindungan) kepada Allah dari siksa kubur.” Sebanyak dua atau tiga kali. Lantas, beliau pun berdiri dan berdoa: اَللَهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur.” (Sebanyak tiga kali) Itulah doa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sekaligus menjadi pembuka atas haditsnya yang panjang. Beliau menggambarkan kepada para sahabatnya bagaimana keadaan seorang hamba sejak ditemui kematian sampai dimasukkan ke dalam liang kuburnya, lalu ditinggalkan oleh keluarga, kolega, dan para sahabat. Lantas apa saja yang menimpa hamba tersebut setelah itu? Dikabarkannya bahwa manusia saat dijemput kematian terbagi menjadi dua golongan: ada yang beriman dan ada yang kufur. Dan perbedaan di antara keduanya sangat jauh dan mendasar. Sesungguhnya, seorang hamba yang beriman, ketika hendak meninggalkan kehidupan dunianya dan memasuki kehidupan akhiratnya, akan didatangi para malaikat dari langit. Mereka datang dalam rupa terbaik dan akan menempati sebuah tempat tertentu, seraya mengenakan pakaian yang terbaik pula. Wajah mereka putih berseri-seri, seakan-akan mentari yang tengah bersinar. Di tangan mereka terdapat kain kafan dari surga untuk membungkus ruh sang hamba, lengkap dengan minyak wanginya yang akan mengharumkan ruh sang sang hamba tadi. Tampak terlihat mereka duduk sejauh pandangan mata. Bahkan, sebagian orang saleh bisa menceritakan kejadian yang disaksikannya itu, sementara orang-orang di sekitar mereka sama sekali tidak melihat apa-apa. Tak lama berselang, datanglah malaikat maut dan duduk dekat kepala sang hamba. Dia berkata kepada ruh si hamba: يا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ ارْجِعِي إِلى رَبِّكِ راضِيَةً مَرْضِيَّةً “Wahai jiwa yang tenang…. Keluarlah kepada Tuhanmu dalam keadaan rida dan diridai,” (QS al-Fajr [89]: 27-28). Ruh pun tak bisa menunda perintah itu. Ia perlahan mengalir keluar dari jasad seperti keluarnya air yang bersih dan jernih dari mulut geriba air. Setelah ruh mukmin yang bersih dan jernih itu keluar, semua malaikat langit dan malaikat bumi menshalatkannya. Pintu-pintu langit dibuka. Setiap penduduk pintu berdoa kepada Allah dan memohon agar ruh hamba itu diangkat ke tempat mereka. Begitu ruh sang hamba berhasil dikeluarkan oleh tangan malaikat maut, maka para malaikat yang hadir menyaksikan kematian tidak membiarkan ruh itu sekejap mata pun. Mereka langsung mengambilnya dan meletakkannya di atas kain kafan dan minyak wangi yang mereka bawa dari surga. Demikian kematian yang digambarkan Allah dalam Al-Qur’an, Dan Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hamba-Nya, dan diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat penjaga, sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat- malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajibannya, (QS al-An‘am [6]: 61). Setelah ruh terpisah dari jasad, terciumlah aroma semerbak wangi, sampai-sampai memenuhi dunia. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sendiri telah menggambarkan bagaimana aroma wangi ruh hamba tersebut, melalui sabdanya, “Aroma itu keluar dari ruh bagaikan minyak kesturi yang paling wangi yang pernah engkau temukan di muka bumi.” Rupanya itu ruh yang selalu diharumkan dengan keimanan dan amal-amal saleh sewaktu di dunia. Dan jejak aroma dari ruh itu jelas diketahui saat ruh tersebut keluar dari jasadnya dan tercium para malaikat. Bahkan, aroma wangi dari orang meninggal seperti itu tercium pula oleh sebagian orang saleh. Dapat dipastikan, aroma wangi itu salah satunya keluar dari ruh para syuhada. Sebab, banyak sekali kabar mutawatir, baik yang klasik maupun yang modern, tentang para syuhada yang jasadnya mengeluarkan aroma wangi yang tercium orang-orang yang masih hidup. Namun, terkadang ada pula aroma wangi yang lahir dari selain para syuhada. Setelah berhasil mengenggam ruh sang hamba, para malaikat langsung bertolak ke langit tertinggi. Di perjalanan, setiap berjumpa dengan kerumunan malaikat, mereka ditanya tentang bawaan ruh yang wangi sewangi minyak misik itu. Salah satu dari mereka menjawab, “Ini adalah ruh fulan bin fulan.” Tak lupa mereka menyebut nama ruh hamba itu dengan nama terbaik yang pernah mereka dengar di dunia. Setibanya di langit dunia, para malaikat pembawa ruh meminta izin kepada para penjaga langit. Setelah diizinkan masuk, mereka pun diikuti dan diantar para malaikat di langit dunia sampai ke langit berikutnya. Begitu seterusnya, hingga di langit ketujuh. Setiba di langit ketujuh, Rabbul ‘Izzati berfirman, “Tulislah oleh kalian nama hamba-Ku ini di ‘illiyyin,” sebagimana firman-Nya dalam Al-Qur’an: وَمَا أَدْرَاكَ مَا عِلِّيُّونَ، كِتَابٌ مَرْقُومٌ، يَشْهَدُهُ الْمُقَرَّبُونَ "Tahukah kamu apakah 'Illiyyin itu? (Yaitu) kitab yang bertulis, yang disaksikan oleh malaikat-malaikat yang didekatkan (kepada Allah)," (QS al-Muthaffifîn [83]: 19-21). Maka ditulislah nama hamba tersebut pada ‘illiyyin. Lalu dikatakan kepada mereka: “Kembalikanlah dia ke bumi. Sebab, Aku berjanji kepada mereka: darinya Aku menciptakan mereka. Ke sana Aku mengembalikan mereka. Dan darinya Aku mengeluarkan mereka lagi.” Hal itu sebagaimana dilansir dalam Al-Qur’an: مِنْها خَلَقْناكُمْ وَفِيها نُعِيدُكُمْ وَمِنْها نُخْرِجُكُمْ تارَةً أُخْرى Dari bumi (tanah) itulah Kami menjadikan kalian dan kepadanya Kami akan mengembalikan kalian dan daripadanya Kami akan mengeluarkan kalian pada kali yang lain, (QS Thaha [20]: 55). Setelah melewati perjalanan langit dan namanya dicatat dalam illiyyin, ruh itu dikembalikan ke bumi dan dimasukkan lagi ke jasadnya. Sehingga, dia bisa mendengar kembali suara sandal kawan-kawannya yang berpaling meninggalkan kuburnya dan bertolak ke rumah masing-masing. Setelah ruh itu dikembalikan ke dalam jasad yang ada di dalam kubur, maka hanya Allah yang maha mengetahui cara mengembalikannya. Sebab, keadaan alam kubur atau alam barzakh tidak seperti keadaan di dunia. Selanjutnya, dia akan didatangi oleh dua malaikat yang berteriak keras dan kasar. Didudukkanlah hamba tersebut oleh mereka, lalu ditanya tentang empat hal. Pertanyaan pertama adalah tentang Tuhan yang disembahnya semasa di dunia. Keduanya bertanya, “Siapakah Tuhanmu?” Maka hamba itu menjawab, “Tuhanku adalah Allah.” Pertanyaan kedua adalah tentang agama yang dipeluk dan mengajarkan dirinya beribadah kepada Tuhannya. Maka hamba itu menjawab, “Agamaku adalah Islam.” Pertanyaan yang ketiga adalah tentang rasul yang diutus di tengah umat Islam dan menjadi panutannya. Maka dia akan menjawab, “Rasulku adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.” Dan pertanyaan yang keempat adalah tentang amal-amalnya semasa di dunia. Maka dia akan menjawab, “Aku membaca Kitabullah, beriman kepadanya, bersedekah, dan yang lainnya.” Pertanyaan-pertanyaan di atas mencerminkan fitnah (ujian) kubur, sekaligus fitnah terakhir yang dihadapkan kepada seorang mukmin. Saat itu, tidak berguna sedikit pun kecerdasan, tipu daya, dan cara lain untuk menyelamatkan dirinya. Andai ada orang kafir yang menghafal jawaban-jawaban itu dengan benar di dunia, maka jawaban-jawaban tersebut tidak akan keluar sesuai dengan yang diinginkan. Sebab, orang yang diberi pertolongan untuk memberikan jawaban yang benar hanyalah orang mukmin yang ditetapkan Allah keimanan dan amal salehnya. Sehingga dia bisa menjawab dengan benar. Hal itu sejalan dengan firman-Nya: يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَياةِ الدُّنْيا وَفِي الْآخِرَةِ وَيُضِلُّ اللَّهُ الظَّالِمِينَ وَيَفْعَلُ اللَّهُ مَا يَشاءُ Artinya: "Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki," (QS Ibrahim [14]: 27). Di sanalah seorang hamba diuji dan diselamatkan dari ujiannya. Namun, itu semua berkat hidayah Allah dan keimanannya, sehingga bisa memberi jawaban yang benar sesuai dengan keadaannya semasa di dunia. Setelah itu, terdengar suara panggilan dari langit yang membenarkan apa yang disampaikannya, memerintah para malaikat untuk mengubah kuburannya menjadi salah satu taman surga. Lalu terdengarlah suara dari langit, “Hamba-Ku itu benar. Maka hamparkanlah sebuah taman dari surga untuknya. Berilah pakaian dari surga untuknya. Bukalah sebuah pintu ke surga untuknya.” Maka datanglah aroma wangi dari surga kepadanya. Dan dilapangkanlah kuburannya sejauh mata memandang. Hilang seruan itu, datanglah kepada hamba tersebut seorang laki-laki atau seorang yang menyerupai sosok laki-laki. Laki-laki itu berwajah tampan, berpakaian bagus, dan beraroma wangi. Kemudian, laki-laki itu menyampaikan kabar gembira yang menenangkan hatinya. Dalam hadits ditegaskan, “Datanglah kepadanya seorang laki-laki berwajah tampan, berpakaian bagus, dan bertubuh wangi. Dia berkata, ‘Gembirakanlah dirimu dengan kabar yang menenangkanmu. Gembirakanlah dirimu dengan kabar tentang keridaan Allah dan surga-surga yang berisi aneka kenikmatan abadi di dalamnya. Inilah harimu yang dijanjikan kepadamu.’” Sang hamba pun mencoba mencari tahu siapa sesungguhnya laki-laki yang memberikan kabar gembira kepada dirinya. Dia lalu bertanya, “Semoga Allah memberikan kabar baik kepadamu, siapakah engkau? Wajahmu adalah wajah yang membawa kebaikan.” Namun belakangan sang hamba tahu bahwa laki-laki pembawa kabar gembira adalah amal saleh yang pernah dikerjakannya selama di dunia. Sementara harta kekayaan, keluarga, dan anaknya tak lagi di sampingnya. Yang tertinggal adalah amal baik yang membawa kabar gembira baginya, menemani dirinya dalam kuburnya. Maka sosok yang diserupakan dengan sosok laki-laki itu menjawab, “Aku adalah amal salehmu. Demi Allah, aku tidak mengetahuimu kecuali dulu engkau bergegas menaati Allah. Namun, lamban dalam melakukan kemaksiatan. Semoga Allah membalas kebaikanmu.” Di samping itu, Allah juga menjelaskan bagaimana keadaan yang akan dihadapi seorang hamba pada hari Kiamat, baik hamba yang mukmin maupun hamba yang kufur. Bagaimana nasib mereka kelak pada hari itu berkat keimanan dan kesalehan masing-masing. Seperti yang diungkap dalam hadits, pada hari itu, sebuah pintu dari surga akan dibukakan untuk hamba yang mukmin. Sesungguhnya, seorang hamba mukmin akan mengetahui sejauh mana nikmat Allah kepada dirinya. Bagaimana pula keadaannya jika tidak ditunjukkan kepada jalan Islam setelah melihat tempatnya di dalam surga kenikmatan. Karenanya tidaklah heran, setelah melihat kenikmatan yang menanti dirinya di negeri keabadian, seorang hamba sampai meminta disegerakan Kiamat kepada Tuhannya. Tujuannya agar dirinya bisa segera menempati negeri tersebut, menikmati apa yang dijanjikan Allah di dalamnya. Maka disampaikanlah kepadanya, “Tenanglah. Segala sesuatu telah ditetapkan waktunya. Ketika waktu itu datang maka apa yang ditetapkan Allah akan terjadi pasti terjadi.” Demikian yang terjadi pada seorang hamba mukmin mulai turun sakaratul maut (sekarat) untuknya hingga datang tuntutan untuknya agar senantiasa tenang dalam kubur sampai tiba waktu yang telah ditetapkan Allah (Kiamat), berdasarkan hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang sahih. Wallahu a’lam. Ustadz M. Tatam Wijaya, Alumni PP Raudhatul Hafizhiyyah Sukaraja-Sukabumi, Pengasuh Majelis Taklim “Syubbanul Muttaqin” Sukanagara-Cianjur, Jawa Barat.

Sumber: https://islam.nu.or.id/post/read/110179/tahapan-perjalanan-ruh-mukmin-hingga-ke-alam-barzakh


Topi Pegawai BKIPM
Cuma 75 Ribu  
Berminat Hub 081342791003 

 


Pegawai Pelabuhan Perikanan



 
Cari Kos Kosan di Kota Kendari ini tempatnya


 

Berminat Hub 081342791003 
  Menyediakan Batik Motif IKan
Untuk Melihat Klik
Yang Berminat Hub 081342791003



Miliki Kavling tanah di Pusat Pemerintahan Kabupaten Bima di 


Investasi Kavling Tanah Perumahan di Griya Godo Permai yang merupakan Daerah Pengembangan Ibu Kota Kabupaten Bima Nusa Tenggara Barat. Jarak hanya + 1 Kilo meter dari Kantor Bupati Kab. Bima dan dari jalan utama hanya + 500 Meter.
Berminat Hub 081342791003

Tidak ada komentar:

Posting Komentar